Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Susah Menyelesaikan Tulisan? Tips Ini Bikin Menulis Jadi Simpel

6 Juni 2019   16:00 Diperbarui: 7 Juni 2019   03:01 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thecreativepenn.com/bigstock

Kak, seperti apakah tulisan yang baik/bagus itu? Sering saya mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Saya selalu menjawab, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Tidak mudah memang memulai sebuah tulisan, tetapi lebih sulit lagi menyelesaikan tulisan tersebut. 

Maka, apapun hasilnya, kita patut mengapresiasi orang-orang yang berhasil menyelesaikan tulisannya. Lebih jauh lagi, kata selesai memiliki makna tulisan tersebut sudah sublim, sudah memuat struktur berpikir yang utuh, tidak setengah-setengah.

Pertanyaan yang lebih tepat adalah, bagaimana caranya menyelesaikan sebuah tulisan?

Novelku | instagram.com/berdikaribook
Novelku | instagram.com/berdikaribook
Pertama, hindari televisi, ponsel, dan internet. Saya percaya, aktivitas menulis adalah aktivitas sunyi. Dalam kesunyian itulah kita berbicara kepada diri kita sendiri. Sebanyak apa kita berhasil mengangkut hal dari dalam, lalu membawanya keluar.

Tak cukup sekadar membawa, kita harus mengubahnya sehingga dapat diterima publik. Ketika menulis, Stephen King bahkan mengunci dirinya di dalam kamar, dan menjauhkan semua akses dari dunia luar.

Televisi, ponsel, dan internet menggoda kita dengan banyaknya informasi yang tersedia. Namun, lautan informasi itu membuat kita tenggelam di dalamnya. Akibatnya, kita bisa kehilangan jati diri kita ketika menulis, kehilangan fokus, dan tergoda untuk menunda-nunda penulisan.

Bacalah buku-buku yang bermutu. Ini adalah tahap yang lebih awal sebelum memulai penulisan. Otak sama dengan pencernaan, butuh asupan. Buku-buku bermutu itu bisa menjadi asupan bagi otak.

Percayalah, kita tidak akan bisa menulis kalau masukannya tak ada. Masukan itu kita olah menjadi keluaran yang bernilai tambah dalam bentuk tulisan. Bacaan dengan jumlah dan mutu yang cukup membuat kita memiliki energi untuk menyelesaikan tulisan. Kita tidak akan kehabisan bahan di tengah jalan.

Tulislah hal yang menarik buatmu. Hal yang menarik bisa jadi hal yang paling dekat dengan kita atau hal yang paling kita kuasai. Saya tidak bisa membayangkan jika seorang penulis tidak memiliki ketertarikan terhadap hal yang ia tulis. Karena itulah, menulis juga berarti membangun minat.

Kalau kita tak menguasai suatu bahan, kita harus memiliki minat untuk mempelajari bahan tersebut. Setelah itu, baru tuliskan!

Terakhir, jangan pernah menunda-nunda sesuatu. Prokrastinator, orang yang suka menunda-nunda sesuatu adalah biang dari keburukan. Jangan pernah menggampangkan proses. Tak perlu ada toleransi-toleransi waktu.

Eka Kurniawan, menurut pengakuan di blognya, selalu rutin menulis minimal 2 jam sehari. Begitu pun Faisal Oddang. Penulis-penulis seperti Fitzgerald, 8 jam dalam sehari. Kita perlu menetapkan waktu menulis rutin itu.

Dan tentu saja, untuk lebih mendisiplinkan diri, buat jadwal penyelesaian tulisan. Stephen King bilang, 3 bulan adalah waktu yang ideal untuk menyelesaikan draft sebuah novel. Ingat, jangan menulis sambil meriset. Riset dilakukan sebelum itu. Dan jangan lupa, menghadiahi dirimu sendiri ketika berhasil menyelesaikannya.

Catatan:

  1. Kadang-kadang ada tulisan kita yang tak selesai. Draft-draft yang memang buntu. Ingat, simpanlah tulisan-tulisan itu. Suatu saat kita akan akan membutuhkannya.
     
  2. Buatlah setiap kalimat terdengar baik. Ada irama-irama tertentu di dalam tulisan. Dan kita memiliki irama tersendiri. Bila kita berhasil menemukan irama itu, kita akan menyukai waktu menulis itu... sehingga percaya atau tidak, tulisan kita akan lebih cepat selesai (karena kita menikmatinya).

  3. Perkaya kosa kata. Kadang, ada hal di kepala yang sudah ingin kita ungkapkan, tetapi kita kekurangan kata. Rasanya tak enak jika menggunakan kata itu lagi-itu lagi. Maka, penguasaan terhadap kosa kata menjadi penting pula kita miliki. Alternatifnya, siapkan kamus dan tesaurus di sampingmu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun