Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tak Emosi di Gerbong Kereta

26 Mei 2019   22:41 Diperbarui: 26 Mei 2019   22:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nonikhairani.com

Plak!

Tiba-tiba terdengar suara pukulan di dekat pintu gerbong kereta. Seorang pria dengan muka tersulut bara melontarkan kepalan tangan ke lelaki di sebelahnya. Lelaki yang tampak lebih tua dilihat dari rambutnya yang banyak memutih. 

Sontak saja pemandangan itu meriuhkan gerbong. Banyak orang bersorak dan berteriak, "Sudah, sudah! Kayak nggak pernah naik kereta." 

Ada juga yang bilang, "Malu oi, puasa ini. Malu bertengkar sama orang tua!" 

Lelaki itu tak mau kalah dan masih berusaha memukul pria tua sambil berteriak, "Gue nggak peduli. Dia dulu yang salah tadi karena menyikut gue!" 

Akhirnya, sang lelaki emosi itu dipaksa turun di stasiun terdekat oleh penumpang yang lain. 

Begitulah keadaan yang kadang kutemui saat berangkat atau pulang kerja di KRL. Rute Bogor ke Jakarta pasti dipadati penumpang dan bila tak pandai-pandai menahan emosi, tiap hari ya bisa makan hati. 

Ujian menahan emosi di gerbong kereta itu bisa bermacam-macam sebabnya. Mau tahu apa saja? 

Pertama, jadwal kereta yang tidak sesuai. Normalnya, aku akan naik kereta pada pukul 6.19 di Citayam. Nah, kadang-kadang jadwal kereta ngaco. Pukul segitu yang datang kereta menuju Angke. Ketidaksesuaian itu biasanya ujian untuk tak memisuh. 

Kedua, gangguan listrik atas dan sinyal masuk stasiun. Gangguan listrik atas seringkali terjadi menyebabkan keterlambatan perjalanan kereta. Pun istilah teknis menunggu sinyal masuk stasiun yang biasa mendera di Pasar Minggu dan Manggarai membuat waktu terbuang sia-sia. Rasanya ingin meneriakkan kata jancuk kalau terjadi. 

Ketiga, perilaku penumpang lain. Sudah tahu padat, ada saja penumpang yang cari keuntungan. Sederhananya mereka menyender ke penumpang lain, tidak pegangan, main ponsel pula. Ini adalah jenis penumpang yang sama sekali tidak punya empati. Rasanya pengen marah sekali. 

Ada lagi penumpang yang punya kelakuan berisik di gerbong kereta. Untuk rute dari Bogor, mereka ini terkenal akan berkumpul di gerbong 2 di kereta yang biasa kunaiki. Mereka segerombol orang yang tak punya etika, berbincang dengan suara yang dikeraskan dan dibuat-buat, bergosip, nggak penting banget, di ruang publik. Kalau terjebak di gerbong ini ya sabar-sabar saja. 

Sumber: nonikhairani.com
Sumber: nonikhairani.com
Lalu bagaimana biar bisa sabar di bulan puasa? 

Islam sangat menganjurkan kita menjaga diri dari kemarahan lho. Nggak boleh bikin keputusan saat marah. Bahkan keponakanku yang masih SD IT pintar bilang ke omnya (aku), jangan marah, bagimu surga. 

Ada beberapa hal yang dianjurkan agar kita bisa menahan emosi. Begini caranya

Pertama, segera memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dengan membaca ta'awudz. 

Sumber marah adalah setan. Jadi godaannya bisa diredam dengan memohon perlindungan kepada Allah.

Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan,

Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta'awudz: A'-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila seseorang marah, kemudian membaca: A-'udzu billah (saya berlindung kepada Allah) maka marahnya akan reda." (Hadis shahih -- silsilah As-Shahihah, no. 1376)

Kedua, DIAM dan jaga lisan. Hati-hati dengan lidahmu. BICARALAH dengan aturan.  DIAM merupakan cara mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih besar.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,

"Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).

Ketiga, mengambil posisi lebih rendah. MENGALAHLAH. Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi dari orang lain. Merasa paling benar sendiri pula. 

Karena itulah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan saran sebaliknya. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasehatkan,

Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth)

Keempat, Ingatlah hadis ini ketika marah. 

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

"Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

Satu lagi, yang bisa anda ingat ketika marah, agar bisa meredakan emosi anda:

Hadis dari Ibnu Umar,

Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Kelima, Segera berwudhu atau mandi. Marah dari setan dan setan terbuat dari api. Padamkan dengan air yang dingin. Begitu turun dari kereta, segera berwudhu saja. Jangan sampai emosi di dalam kereta terbawa ke kantor. Kan nggak baik.

Gimana, yuk dipraktikkan biar nggak marah! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun