Dan satu hal lagi. Mungkin dari secuil jenis panganan yang sengaja aku sebutkan di atas tadi pun tak lepas dari selera juga kebiasaan dari masing-masing orang yang mengkonsumsinya pada saat berbuka, tentunya.
Pandangan yang sangat menarik sebenarnya. Berbukalah secara sederhana. Jangan berlebih-lebihan.Â
Sebab seringkali kita menyaksikan fenomena orang membeli atau mempersiapkan bukaan dengan begitu mewah dan melimpah. Seakan-akan berbuka puasa dijadikan ajang balas dendam karena sudah tidak makan minum dari Subuh hingga Magrib. Sudah minum es buah, makan kolak, tambah gorengan, minum teh/ngopi, lalu baru makan nasi. Sesudahnya makan camilan lain lagi. Alamakjang.
Namun, apakah kontekstual mencukupi makna?Â
Saya teringat ucapan dosen agama saya dulu. Katanya, berkontekstual bukan berarti kita melupakan teks. Di dalam teks itu ada hikmah yang mungkin saat ini belum mampu kita pahami, bukan karena tidak logis, melainkan rasio kita belum sanggup menerima. Ia berada di area suprarasio yang suatu saat nanti akan terbukti kebenarannya. Maka menafsirkan sesuatu secara kontekstual dan melenyapkan teks itu berbahaya.
Temasuk pula dalam hal, kenapa ruthab.
Jika dikelompokkan kurma hanya menjadi 3 kelompok saja yaitu Kurma Muda , Kurma Ruthab dan Kurma Tamr. Kurma manis karena kandungan gula yang tinggi. Namun, tidak seperti kandungan gula dalam sumber makanan lain, kandungan gula dalam kurma dapat langsung diserap oleh tubuh. Kandungan gulanya, fruktosa namanya, berbeda dengan kandungan gula dalam makanan yang lain yang harus diuraikan terlebih dahulu sebelum diserap tubuh.
Dan beberapa waktu belakangan, kurma digadang-gadang bakal menjadi garapan baru di Indonesia. Sebab tanah di Indonesia dibilang cocok untuk ditanam kurma. Â Berhubung harga sawit yang murah, banyak yang mendorong penelitian dan pengembangan agar kurma menggantikan sawit lho.
Berbukalah dengan yang Sayang
Nah, ini yang terpenting. Berbukalah dengan yang sayang. Sebab yang manis belum tentu sayang.
Aku menganjurkan kepada siapa pun untuk berbuka bersama dengan keluarga yang jelas-jelas sayang kepadamu. Berbuka puasa di luar rumah bersama teman, gebetan, boleh-boleh saja sekali-kali. Tapi jangan keseringan.