Ada yang lebih meresahkan ketimbang buku bajakan, yakni peredaran buku digital (e-book) ilegal.
Lebih menyedihkan, buku-buku digital tersebut terserbar di grup-grup Whatsapp dan Line bertajuk sastra dan literasi. Mulai dari yang cuma-cuma sampai diperdagangkan dengan harga murah meriah. Kalau pegiat sastra dan literasi kita saja begitu permisif terhadap perilaku ilegal, bagaimana dengan yang lain?
Mereka tidak mungkin tidak tahu bahwa hak cipta dilindungi undang-undang.
Padahal, di sisi lain, sejumlah platform guna menggiatkan literasi berlahiran. Perpustakaan online menjadi solusi buat mereka yang tidak mampu membeli buku fisik. Bermodalkan ponsel pintar, tinggal unduh aplikasi perpustakaan tersebut. Cek ketersediaan buku, lalu pinjam. Dalam beberapa hari buku akan dikembalikan.
Berikut aplikasi perpustakaan online/daring yang wajib kamu tahu:
IPUSNAS
Aplikasi milik Perpustakaan Nasional RI ini membuat kita baca buku, berbagi koleksi bacaan dan bersosialisasi secara bersamaan. Di mana pun, kapan pun dengan nyaman bersama setiap orang.
Besarnya hanya sekitar 25 MB, kita bisa mengunduhnya dari Playstore. Aplikasi ini kurekomendasikan karena tampilannya yang segar dan dibuat seperti media sosial pembaca buku.
IJakarta adalah perpustakaan digital milik Pemprov DKI Jakarta. Ahok yang dulu meresmikannya. Aplikasi iJakarta tersedia untuk platform Android, iOS, dan PC. Â Layaknya perpustakaan pada umumnya, aplikasi iJakarta juga menerapkan sistem pinjam dan kembali untuk setiap buku. Untuk meminjam buku, pengguna cukup mendaftarkan email atau akun media sosial yang dimilikinya.Â
T-Perpus adalah program dari CSR Telkomsel untuk mendukung edukasi masyarakat Indonesia, khususnya yang jauh dari perpustakaan fisik. Aplikasi ini khusus bagi pelanggan Telkomsel. Untuk mengaksesnya, hanya perlu membayar Rp5.000, sebagai biaya registrasi di awal. Setelah itu, bebas meminjam buku apa pun.
Sayang, koleksi bukunya masih sangat sedikit.