Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanam Trembesi di Jantungmu

7 Desember 2018   18:15 Diperbarui: 7 Desember 2018   18:29 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trembesi. Tak sedikit penyair yang menggunakan nama pohon trembesi sebagai metafora dalam puisi-puisinya. Sebut saja Arif Bagus Prasetyo, dalam buku puisi Memento yang terbit tahun 2009. Ia memulai puisinya dengan baris "Legam dan menjulang/ Burung-burung menyusun sarang di keteguhan lengan-lengannya."

Begitulah trembesi, pohon yang begitu besar, yang kerap kita temui sebagai pohon peneduh di pinggir jalan. Ada yang menyebutnya ki hujan. Seperti yang ada di sepanjang jalan Ganesha. Pohon ki hujan tinggi menjulang. Di atas sana, burung-burung membuat sarang. Pernah sekali waktu, ketika berjalan menyusuri jalan itu, tahi burung menjatuhiku. Entah pertanda apa.

Tak salah bila tahun 2010, Pemerintah menjadikan trembesi sebagai pohon utama dalam program penanaman 1 miliar pohon. Usaha penghijauan itu pun disambut baik oleh pemangku kepentingan yang lain. Seperti pada tahun 2018 ini juga, Djarum Foundation berkomitmen untuk turut serta menghijaukan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global. 

Sekitar 8.400 pohon trembesi ditanam di ruas ol Trans Jawa, meliputi ruas Tol Surabaya -- Mojokerto dan ruas Tol Gempol - Pasuruan. Penanaman Trembesi di Tol Trans Jawa sudah mulai dilakukan Djarum Foundation sejak tiga tahun yang lalu dalam rangkaian besar program Djarum Trees For Life (DTFL) Trans Jawa.

Kelebihan pohon trembesi yang paling menonjol adalah kemampuannya menyerap karbondioksida puluhan kali lebih banyak dari pohon biasa. Pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. Bandingkan dengan pohon biasa yang rata-rata mampu menyerap 1 ton karbondioksida dalam 20 tahun masa hidupnya. Selain itu pohon Trembesi juga mampu menurunkan kosentrasi gas secara efektif, tanpa penghijauan dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat. Karena itu, dalam program konservasi air pun, trembesi selalu dilibatkan karena kemampuannya menahan air hujan agar tak langsung mengalir ke laut.

Pada Rabu, 5 Desember 2018, bekerja sama dengan PT. Jasamarga Surabaya -- Mojokerto, DTFL menggelar prosesi seremoni penanaman di Alun-alun Sidoarjo . Selain Trembesi, Djarum Foundation juga akan menanam jenis pohon berbunga dan pohon berbuah seperti 650 bibit Tabebuya yang baru-baru ini viral setelah mekar di Surabaya, 200 bibit Kepoh dan masing-masing 100 bibit Flamboyan, Maja, Tanjung, Eucalyptus, Bunga Kupu-kupu, Ketapang, dan Salam.

Suatu saat mungkin, seperti di Surabaya, kita akan menyaksikan tabebuya bermekaran di sepanjang ruas jalan tol. Namun, jangan sampai mobil-mobil berhenti dan berswafoto di jalan tol.

Jalan tol yang biasa terlihat gersang, atau menyajikan bangunan pabrik, akan berubah menjadi hijau dan indah. Pengemudi kendaraan diharapkan dapat menikmati kenyamanan saay melewatinya. 

Ilustrasi bila ada tabebuya di pinggir jalan. Sumber: 1001 wisata.
Ilustrasi bila ada tabebuya di pinggir jalan. Sumber: 1001 wisata.
Tidak hanya buat jalan tol, para karyawan dan pihak pengelola pun diberikan bantuan, juga kepada 18 kecamatan di Sidoarjo, bantuan diberikan dalam bentuk alat-alat tanam dan bibit pohon sejumlah 1.800 meliputi 900 bibit Pohon Trembesi, 450 bibit Pohon Mangga dan 450 bibit Pohon Kelengkeng. Sedangkan untuk alat tanam setiap kecamatan mendapat 10 buah cangkul sehingga totalnya mencapai 180 buah.   

Dalam acara tersebut, Band GIGI didapuk sebagai Duta Lingkungan. Gigi juga merasa sangat perlu berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan lingkungan. Menurut mereka, persoalan lingkungan membutuhkan perhatian dan upaya bersama dari semua pihak. Dibutuhkan kerjasama seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu dalam melakukan tindakan nyata. Dalam kesempatan tersebut, Gigi pun ikut menanam pohon.

Dokumentasi Djarum.
Dokumentasi Djarum.

Ruang terbuka hijau yang semakin sedikit disertai dengan meningkatnya efek rumah kaca memang membutuhkan perhatian kita semua. Kekurangan udara segar adalah sebuah ancaman. Penghijauan harus dilakukan oleh kita. Bila tidak punya lahan, kita bisa menanam yang kecil-kecil di pekarangan seperti lidah mertua yang juga menghasilkan banyak oksigen. Kalau ada pekarangan luas kita tanam pohon dong.

Menanam trembesi sebenarnya bukan hanya tentang merawat lingkungan tapi merawat jantung, merawat kehidupan kita. Kokoh dan tingginya pohon setelah tumbuh itu adalah karakter yang harus kita jaga. Ya, seperti halnya orang-orang yang tinggal di dekat air, akan punya peradaban dan sifat yang lembut. Orang-orang yang hidup di dekat pohon akan memiliki karakter kebaikan yang lebih dibanding orang-orang yang tinggal di pohon beton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun