Berproses dan berproses, pada 2016, akhirnya naskah Phi selesai disunting. Kover dibuat. ISBN diurus. Ancang-ancang marketing sudah dilakukan. Sudah diumumkan akan terbit pada bulan Agustus 2016.Â
Tapi entah karma apa yang kujalani, beberapa hari sebelum jadwal naik cetak, sang redaktur berkata kepadaku, "Naskahmu tidak jadi diterbitkan, ya. Saya baca, kamu tetap harus merevisinya menjadi bla bla bla."
Jantungku tertohok. Sakit hati. Marah. Kecewa. Bercampur aduk. Aku bilang tidak. Aku tarik naskah. Pedih rasanya dibegitukan. Teringat beberapa tahun sebelumnya, pernah aku ikut event sayembara kumpulan cerpen. Kumpulan cerpenku terpilih untuk diterbitkan oleh sebuah grup penerbit yang cukup besar. Sudah berbincang dengan editornya, dikirimkan buku-buku sebagai awal jalinan kerja sama. Lalu batal begitu saja.
Hikmahnya, gaes, kesalahanku adalah tidak meminta kontrak setelah proses kata diterima. Kalau teman-teman nanti naskahnya diterima penerbit, langsung minta bukti tertulis berupa kontrak yang jelas di awal. Jangan mau berproses dulu sebelum ada hal itu, kalau tidak mau nasib terkatung-katung. Bahkan penerbit besar pun kerap membuat calon penulisnya bertanya-tanya kapan dan berapa lama proses diterima sampai diterbitkan.
Berkenalan dengan Shira Media
Sebelum ke Shira Media, Phi sempat saya kirimkan ke Gramedia. Namun, setelah diminta menunggu, 6 bulan ditunggu, tak juga ada jawaban. Ke Falcon, lebih kurang 10 hari, aku mendapat jawaban, naskah ditolak.Â
Setelah itu aku ke Mojok, dan seminggu kemudian naskah juga ditolak. Sempat diterima oleh seorang mantan editor Gagas Media yang baru bikin penerbitan. Dari janji seminggu-dua minggu, tapi berbulan-bulan tak jua ada kabar. Nasib medioker.
Awal 2018, buku kumpulan cerpenku diterbitkan sebuah penerbit di Yogya. Dalam sebuah obrolan singkat, sang CEO menceritakan rekannya yang punya penerbitan. Shira Media. Biasanya mereka menerbitkan buku hobi dan pengembangan diri. Sekarang, mereka baru mau ekspansi ke sastra. Saya pun melihat instagram dan webnya dan benar baru-baru ini mereka menerbitkan banyak buku sastra terjemahan. Temanku itu kemudian bilang, mereka sedang mencari penulis sastra lokal juga.Â
Akhirnya Januari kukirimkan naskahku. Alhamdulillah diterima. Memang panjang prosesnya. Diedit lagi. Bikin kover lagi. Lama di kover karena beberapa kali usulan, rasanya tak cocok juga. Akhirnya, kover dibuat oleh ilustrator yang sedang hits saat ini @sukutangan. Hasilnya memuaskan. Le
Dan akhirnya, ya, akhirnya, setelah naik cetak awal Agustus... sekarang Phi sudah tersedia di toko buku.