Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bulutangkis Indonesia di Kancah Asian Games

13 Agustus 2018   09:10 Diperbarui: 17 September 2018   17:19 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber: Bola.net

Selain sepakbola, olahraga yang sanggup menyedot animo masyarakat Indonesia adalah bulutangkis. Di kampung-kampung, bahkan ada "musim bulutangkis", yakni ketika banyak orang memainkan olahraga ini karena antusiasme terhadap pertandingan-pertandingan besar bulutangkis yang melibatkan Indonesia seperti All England, Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan Asian Games.

Bulutangkis mulai diselenggarakan di Asian Games sejak 1962 di Jakarta. Pada pagelaran pertama itu, Indonesia berhasil menyabet 5 medali emas di Beregu Putra, Beregu Putri, Tunggal Putri, Tunggal Putri, dan Ganda Putri. Nama-nama seperti Tan Tjoe Hock dan Minarni menjadi bintang Indonesia pada Asian Games 1962. Hanya Ganda Putra yang gagal dijuarai. Medali emas jatuh ke pasangan Malaysia. Sementara itu, ganda campuran belum dipertandingkan kala itu.

Namun, dalam 13 episode Asian Games selanjutnya, dominasi Indonesia semakin tergoyahkan. Malaysia, Jepang, China, Korea Selatan menjadi lawan-lawan tangguh yang sanggup merepotkan dan mengalahkan pemain-pemain Indonesia. Tunggal putri Hong Kong, Wang Chen, juga sanggup menyelip untuk memenangkan medali emas tunggal putri pada 2006.

Dari 13 episode tersebut, Indonesia hanya mampu merebut 4 medali emas tunggal putra lewat Lim Swie King pada 1978, Hariyanto Arbi pada 1994, dan Taufik Hidayat pada 2002 dan 2006; 3 emas ganda putri melalui pasangan Minarni-Retnokustijah pada 1966, Verawati Fajrin-Imelda Wiguna pada 1978, dan Greysia Polli-Nitya Krishinda pada 2014; 1 emas ganda campuran melalui pasangan Ivana Lie-Christian Hadinata pada 1982; dan tidak ada satu emas pun yang diraih Indonesia di jalur tunggal putri sejak 1962. 

Superioritas Indonesia masih terlihat hanya di sektor ganda putra dengan menyabet 7 medali emas. Tentu masih lekat di benak kita, pasangan paling ikonik pada diri Ricky Subagja dan Rexy Mainaky yang merebut medali emas pada 1994 dan 1998. 

Emas lain dipersembahkan oleh Tjun-Tjun - Johan Wahyudi pada 1974, Christian Hadinata-Ade Chandra pada 1978, Christian Hadinata pada 1982, dan Markis Kido-Hendra Setiawan pada 2010, dan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan pada 2014. 

Untuk sektor beregu, beregu putra berhasil mendapatkan 2 emas pada 1994 dan 1998. Sementara itu, beregu putri tak lagi mendapatkan emas.

Bagaimana Peluang Tim Indonesia di Asian Games 2018?

Tim Indonesia yang dibawa untuk bertanding di Asian Games 2018 ini adalah

Tunggal Putra

Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting

Saat ini Anthony Ginting berada di posisi ke-13 dunia, sementara Jonatan

Jonathan Christie
Jonathan Christie
Christie berada di posisi ke-14 dunia. Dengan absennya Lee Chong Wei yang berada di peringkat ke-2 dunia, peluang kedua pemain tersebut menjadi lebih besar, meski pemain-pemain dari China tetap menjadi unggulan utama. Asal bisa bermain dengan tenang dan konsisten, kedua pemain Indonesia bisa saja membuat kejutan. Satu lagi, mental bertanding harus tetap terjaga.

Tunggal Putri

Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung

Fitriani. Sumber: Detiksport
Fitriani. Sumber: Detiksport
Untuk sektor tunggal putri, sepertinya kita harus banyak berdoa. Di atas kertas, peluang Fitriani dan Gregoria Mariska cukup kecil. Saat ini Fitriani hanya duduk di posisi ke=24 dunia, sementara Gregoria Mariska berada di posisi ke-43 dunia. Banyak lawan tangguh menunggu. Setidaknya, kita berharap mereka berdua mampu meraih medali apapun itu, tidak usah menimpakan beban yang terlalu berat kepada mereka berdua.

Ganda Putra

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

Kevin-Marcus. Sumber: Detiksport.
Kevin-Marcus. Sumber: Detiksport.
Di sektor ini, kita patut berharap banyak. The Minions kini berada di peringkat 1 dunia. Permainan cepat dan atraktif dari Kevin dan Marcus sangat sulit dikalahkan. Kita berharap pasangan tersebut tidak terlalu percaya diri, dan tetap tidak menganggap remeh lawan main mereka. 

Kalau syarat itu terpenuhi, medali emas yakin di tangan. Untuk Fajar dan Rian, yang kini berada di posisi ke-17 dunia, kita juga patut mendoakan setidaknya mereka sanggup menembus semifinal dan mendapat satu medali perunggu.

Ganda Putri

Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris

Greysia Polli. Sumber: Indosport
Greysia Polli. Sumber: Indosport
Greysia Polli mendapat emas pada Asian Games 2014 lalu. Namun, kali ini ia datang dengan pasangan yang berbeda. Berada di peringkat ke-11 dunia, pasangan ini tetap bisa menghasilkan kejutan. Sebab, mental juara yang dimilika Greysia bukan sembarangan. Semangatnya yang meledak-ledak di lapangan bisa menghasilkan permainan yang luar biasa.

Ganda Campuran

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto

Tontowi-Liliyana. Sumber: Tribun Batam
Tontowi-Liliyana. Sumber: Tribun Batam
Sektor ini sebenarnya sektor yang paling sulit ditebak. Pengalaman Tontowi dan Liliyana diharapkan dapat berbicara banyak di kompetisi ini, meski dari segi tenaga, keduanya bisa jadi kalah dari pemain lain. 

Tontowi-Liliyana berada di peringkat ke-3 dunia saat ini. Sementara Debby Susanto yang berada di peringkat ke-7 dunia tidak membawa pasangannya (Praveen Joordan) dan berpasangan dengan Ricky Karanda sehingga sulit memperkirakan sejauh mana pasangan ini akan melaju.

Dengan komposisi 20 pemain di atas, tradisi emas Asian Games dari bulutangkis saya yakin bisa berlanjut. Setidaknya dari ganda putra. Sementara itu, untuk sektor beregu, saya memprediksi beregu putra Indonesia akan bisa masuk ke final, meski saya pribadi agak berat bila Indonesia berhadapan dengan tim China. Sementara untuk tim putri, bisa mencapai semifinal saja sudah baik.

Mari kita doakan agar putra-putri bulutangkis Indonesia bisa mempersembahkan hasil yang terbaik buat negara, sekaligus menciptakan "musim bulutangkis" di kampung-kampung karena membangkitkan antusiasme dan semangat warga untuk bermain bulutangkis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun