upaya sia-sia untuk mengetahui identitas. Tinggal nanti,
pasti ada yang datang menangis, meraung-raung
menyebut cinta dan harapan yang pernah kau titipkan itu
tidak pernah lebih khianat dari negara yang mengkhianati bangsanya.
Â
Ketika kubaca koran pagi ini, aku belum tahu di mana
nanti kau akan dimakamkan.
Barangkali orang-orang yang mengenalmu ingin Kalibata.
Tapi, bahkan tanah pemakaman di Jakarta sulit terbeli.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!