Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tak Ada Salahnya Menjadi Sastrawan Sosialita

30 Mei 2016   13:19 Diperbarui: 30 Mei 2016   20:32 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logic Model. Sumber: BPPK.

Makassar juga menjadi salah satu kota besar dari sisi penjualan buku. Kalau Anin tidak percaya, minta ke penerbit laporan penjualan buku. Juga berlahiran  kegiatan-kegiatan satelit di luar itu. Di sini juga berlahiran tokoh penggiat literasi. Contoh yang terbaru Kak Ridhwan dengan Perahu Pustaka yang membawa buku-buku ke pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi Selatan.

Dan bila ingin secara pasti mengukur outcome, Anin bisa menggunakan analisis cost dan benefit dan metode evaluasi yang lain ketimbang bacot atau omong kosong yang mendiskreditkan sesuatu tanpa memahami sesuatu.

Saya jadi ingat perkataan dosen saya. Kita tidak mengerti tentang hipotetico deductive. Kita bahkan kerap menganggap segala sesuatu sebagai masalah, padahal baru gejala. Kesalahan itu terutama terjadi karena kita kerap keliru membandingkan kondisi dengan teori.

Di sisi lain saya jadi berpikir, apa pentingnya label sastrawan, penyair, dan semacamnya? Kenapa kerap kita berebut klaim? Saya kemudian bertemu dengan Pak Didik, ketua Kanusa di sebuah warung kopi. Penyair yang juga seorang Vice President di sebuah bank ini berkata, "Yang terpenting saat ini adalah tujuan, Mas. Kita ini tujuannya apa? Tulus apa ndak ingin membangun budaya literasi? Kalau iya, kita rangkul semua, kita kerja kolaboratif untuk menggapai tujuan itu. "

Hal terpenting memang memandangi angka 60--peringkat literasi Indonesia dari 61 negara itu. Dengan cara apa saja, mau dianggap hura-hura, bla-bla, itu jauh lebih berarti daripada tidak melakukan apa-apa.

(2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun