Makassar juga menjadi salah satu kota besar dari sisi penjualan buku. Kalau Anin tidak percaya, minta ke penerbit laporan penjualan buku. Juga berlahiran  kegiatan-kegiatan satelit di luar itu. Di sini juga berlahiran tokoh penggiat literasi. Contoh yang terbaru Kak Ridhwan dengan Perahu Pustaka yang membawa buku-buku ke pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi Selatan.
Dan bila ingin secara pasti mengukur outcome, Anin bisa menggunakan analisis cost dan benefit dan metode evaluasi yang lain ketimbang bacot atau omong kosong yang mendiskreditkan sesuatu tanpa memahami sesuatu.
Saya jadi ingat perkataan dosen saya. Kita tidak mengerti tentang hipotetico deductive. Kita bahkan kerap menganggap segala sesuatu sebagai masalah, padahal baru gejala. Kesalahan itu terutama terjadi karena kita kerap keliru membandingkan kondisi dengan teori.
Di sisi lain saya jadi berpikir, apa pentingnya label sastrawan, penyair, dan semacamnya? Kenapa kerap kita berebut klaim? Saya kemudian bertemu dengan Pak Didik, ketua Kanusa di sebuah warung kopi. Penyair yang juga seorang Vice President di sebuah bank ini berkata, "Yang terpenting saat ini adalah tujuan, Mas. Kita ini tujuannya apa? Tulus apa ndak ingin membangun budaya literasi? Kalau iya, kita rangkul semua, kita kerja kolaboratif untuk menggapai tujuan itu. "
Hal terpenting memang memandangi angka 60--peringkat literasi Indonesia dari 61 negara itu. Dengan cara apa saja, mau dianggap hura-hura, bla-bla, itu jauh lebih berarti daripada tidak melakukan apa-apa.
(2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H