Mengingat Murakami lagi, ia bilang, saat marathon, ia akan mulai merasakan kelelahan di sepertiga akhir rute. Tapi ia akan terus berlari, tidak akan berjalan. Karena ketika ia datang ke perlombaan, ia berniat untuk berlari. Sekali berhenti, maka niatnya telah batal. Ia telah mengkhianati dirinya sendiri.
Aku juga meyakini betul perihal niat dan konsistensi akan niat itu akan membawa kita mencapai tujuan. Tujuanku sederhana, bahagia. Tetapi, apakah ada bahagia yang sederhana?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!