aku mencintaimu sehingga kumatikan televisi
bibirmu begitu merah
dan aku teringat api
di mataku, tubuhmu seperti sebatang pohon randu
yang paham arti meranggas
rambutmu yang hitam, bergelombang
aku terhanyut dan merasa berada dalam hutan Chopin
dengan bau tanah basah yang khas
mencintaimu adalah kerakusan, tidak mungkin
aku hanya menggenggam tanganmu atau
memeluk pinggangmu yang ramping
udara dingin di dalam ruangan pelan-pelan menghilang
perasaan terbakar ini, aku tidak tahu asmara atau api
lalu kau memintaku membuka tirai, juga jendela dan hidupku
bukan udara yang menyapa kita
aku mencintaimu, sehingga tak dapat kututup mata
meski kabut atau asap yang menyergap
membuatku tak mampu melihatmu sama sekali
bagaimana caramu bernapas, mengeluh, mengusap pipi
hanya bibirmu begitu merah, menyala
aku terbakar mulai dari ujung jari
hingga jantungku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H