Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

STAN Career Expo 2015: 4 Musim Cinta dan Kementerian Keuangan

25 April 2015   15:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:41 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal Treasury sebagai trigger kemajuan bangsa ini tercermin pula dalam isu-isu terbaru yang diusung DJPB, dengan sinergisitas instansi lainnya. Misalnya saja, SPAN (Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara), yang single database. Meski ada cemoohan betapa kaku user interface, betapa rigid dan ketat input methodnya, tapi nanti data-data yang sekarang sedang dikumpulkan oleh sistem ini dapat diolah menjadi banyak hal oleh Kemenkeu.

Di saat yang sama, 2015 ini, Indonesia menerapkan akuntansi berbasis akrual. Direktorat APK dibantu BPPK telah sigap mendidik tenaga-tenaga satuan kerja untuk dapat memahami akuntansi pemerintah berbasis akrual dibarengi dengan adanya aplikasi SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual). Sebenarnya, targetnya, 2015 aplikasi SAKTI yang menggabungkan semua aplikasi keuangan itu sudah bisa dipakai, tapi hal itu bukan pekerjaan mudah tentunya. Sehingga saat ini, untuk menjawab kebutuhan akrualnya, digunakanlah SAIBA itu tadi.

Isu lain yang dikemukakan dalam Treasury adalah cash management. Dulu, uang negara diletakkan begitu saja di Bank Indonesia, dan Bank Indonesia menikmati bunganya sebelum kemudian ada konsep-konsep seperti TNP (Treasury National Pooling) dan TSA (Treasury Single Account). Sekarang, uang negara berada di kas negara. Namun, ada uang-uang idle. Dengan perencanaan yang tepat, kita sebenarnya bisa tahu berapa uang keluar berapa uang masuk. Nah, cash management akan memanajer uang-uang yang idle tadi ke dalam investasi jangka pendek misalnya, sehingga negara dapat memperoleh penerimaan negara lagi. Uang tidak menganggur.

Belum lagi mengenai MPN (Modul Penerimaan Negara) G2, spending review, dll yang kesemuanya membutuhkan kapasitas SDM yang memadai. Sehingga pegawai Ditjen Perbendaharaan tidak hanya menjadi kasir, tapi dituntut untuk menguasai keuangan publik, makro ekonomi dan kemampuan analisis yang tajam untuk mengubah wajah negara ini menjadi lebih baik.

Saya tak tahu, apakah novel 4 Musim Cinta itu juga dapat mengubah seseorang menjadi lebih baik. Tentu novel bukanlah kitab moral. Novel hanyalah novel. Ia ditulis untuk membuat orang lebih memahami setiap konsekuensi dari pilihan yang mereka ambil.

Seperti kamu, iya kamu.

Oh iya, novel ini ada lomba resensinya lho ya. http://media.kompasiana.com/buku/2015/04/13/lomba-resensi-total-hadiah-3-juta-rupiah-737660.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun