Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penenun Hujan

18 Mei 2012   17:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja. Segelas susu hangat. Lamunan. Tiga hal yang setia menemaniku akhir-akhir ini. Aku tak tahu sejak kapan senja memiliki pesona tersendiri padaku. Apakah sejak munculnya titik-titik air bagaikan taburan liontin, memberikan nuansa bening bercampur jingga penghias senja. Sebuah komposisi warna yang indah di langit sana. Ataukah karena seorang putra hujan, yang selalu mengingatku hanya disaat hujan turun, mengusikku dan membawaku kedalam lamunan dengan segelas susu hangat. Yah! Karena tiap mengingatnya hanya membuat hati terasa hangat, seperti tubuh terasa hangat setelah meminum segelas susu. Ah... Tapi mengapa senja ini hanya ada nuansa jingga, kemana beningnya taburan liontin air? Sepertinya sekarang aku harus mulai berpikir untuk menjadi seorang penemu, penemu mesin penenun hujan. Karena hanya itulah satu-satunya cara supaya putra hujan mengingatku kembali. *18 Mei telah terlewati, mencoba untuk kembali menulis fiksi*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun