Dengan penuh tanda tanya aku keluar menemuinya.
"Selamat siang bu guru putri." Sapa Roni.
"Siang Ron. Ada apa ya? Atau kesini untuk ngecek apa benar sudah makan siang ya? Ketat sekali satpamku ini?" Sambil bercanda aku membalas sapanya.
"Hahahaha.... Nggak kok Put. Aku kesini mau memberikan kabar buat kamu. Nggak enak kalau lewat sms rasanya." Sambil tersenyum malu Roni menjawab.
"Ada kabar apa? Semoga kabar baik ya."
"Itu Put, anakku Syasya akan datang liburan ini, tentu saja selain ingin bertemu dengan ayahnya, dia juga ingin bertemu dengan guru kesayangannya dulu, ya siapa lagi kalau bukan bu guru putri?" Jelas Roni.
"Wah bagus sekali kabar ini, kapan Ron? Aku juga ingin bertemu dengan Syasya." Tanyaku sambil pikiranku sedikit menerawang jauh membayangkan Syasya muridku dulu berceloteh dengan riangnya.
"Minggu depan dia datang. Baiklah aku pamit dulu ya Put, mau betulin rumah dan siapkan kamar buat Syasya. Ini buat kamu." Sambil menaruh lipatan burung kertas di tanganku, Roni bergegas pergi.
***
Kupandangi burung kertas ditanganku, warnanya kuning cerah, warna kesukaanku. Sekilas aku pikir ini hanya sebuah burung kertas biasa, tapi pandangan mataku tertuju pada setitik warna hitam, sepertinya itu adalah bagian dari sebuah tulisan.
Tak ingin menebak-nebak dengan lebih lama lagi, aku membuka lipatan burung kertas ini, dan sesuai dengan perkiraanku titik hitam itu adalah bagian dari sebuah tulisan.