"Tapi, sampai kapan kamu akan bertahan menghadapi masalah ini? Tidak inginkah kamu mendapatkan kehidupan yang bebas dari semua masalah, bebas terbang kemana pun dan kapan pun kamu inginkan?" Desak putri lagi.
"Ah teman, masalah itu akan selalu ada dalam hidup. Terbang meninggalkan masalah bukanlah cara yang tepat. Sampai sejauh mana sayapmu akan membawamu menghindari masalah? Hanya akan membuatmu kelelahan apabila terus menghindari masalah. Masalah harus dihadapi, itulah yang terbaik." Kata burung kecil.
Ah... Mendadak aku seperti digigit semut, perkataan burung kecil ini menyadarkanku. Aku yang takut menghadapi masalah dan berandai-andai menjadi seekor burung yang bisa terbang bebas, ternyata disadarkan oleh seekor burung kecil! Ternyata burung pun tak lepas dari masalah. Ah... Jadi ingin pulang...
Putri melihat ke kejauhan, dari dahan pohon yang lumayan tinggi ini dia bisa melihat jendela kamarnya di lantai 2.
"Teman, ini sudah siang. Aku harus pulang. Terima kasih sudah menemaniku." Pamit putri ke teman barunya.
"Sama-sama. Hati-hati waktu terbang pulang ya. Selamat jalan." Kalimat terakhir yang aku dengar dari burung kecil itu.
Dengan bersemangat putri mengepakkan sayapnya, pulang, hanya itu yang berada di pikirannya saat ini!
Jendela kamar yang terbuka, seperti saat putri terbang meninggalkan kamar, memudahkan putri untuk mengepakkan sayap dan masuk ke dalam kamar.
Seiring dengan desiran angin kepak sayap putri, saat itulah putri kembali berubah menjadi manusia duduk manis di tepi tempat tidur.
~Berakhir~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H