"Mana mungkin aku salah? Kamu adalah wanita anggun yang berada di sebelah Raymond tadi di pesta duta besar. Bagaimana mungkin aku melupakan wajah anggun bak pualam itu?"
Ah... Clara selalu membuat aku jadi repot....
"Hei, kamu benar-benar salah orang! Akankah Clara melakukan ini... dan ini... atau ini...."
Ditariknya dasi lelaki didepannya, dirapatkannya tubuhnya ke lelaki itu, dengan perlahan digerakkannya pinggul kadang naik kadang turun, bergoyang mengikuti irama musik, sembari tangan bergelayut di leher lelaki ini.
Sambil terus meliukkan tubuhnya, mata Angel yang terlatih di kegelapan masih melihat sekilas tatapan tak percaya bertengger di mata lelaki ini.
Huh... Sial! Kelihatannya malam ini aku harus melupakan bule sexy yang tadi baru aku kenal. Sasaranku berubah malam ini. Untung saja dia lumayan sexy juga, malam ini tidak sepenuhnya merugi.
"Ah, panas sekali disini, aku mau naik keatas, kamar nomer 107. Kamu boleh ikut kalau mau." Angel mengedipkan mata menggoda dan meninggalkan lelaki ini di lantai dansa.
Sesuai dengan dugaan Angel, tak lama terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Ah... Lelaki, apalagi mereka yang melepas cincin kawinnya waktu bertandang ke diskotik takkan mampu menolak ajakan dariku. Clara sudah memberitahukan kepadaku segala hal tentang lelaki ini, seorang pengusaha asal Kalimantan bernama Andrian, merupakan menantu pejabat daerah setempat yang memuluskan jalannya untuk melakukan ilegal logging disana. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan dengannya.
"Clara?" Panggilnya sambil memicingkan matanya mencoba masuk ke ruangan kamar yang telah dimatikan lampunya oleh Angel.
"Tutup mulut dan kemarilah."