Butir putih itu akhirnya turun juga, kuulurkan tanganku menerimanya, kubiarkan dia menyapaku dengan rasa dingin.
Ah.... Salju mulai turun di awal bulan November ini...
Kurapatkan syal di leher, aku harus segera berangkat kalau tidak ingin terlambat.
Cafe Princezza tempatku bekerja masih sepi, hanya terlihat cheff Anno dan asistennya menyiapkan bahan-bahan di dapur.
Aku segera menuju ke belakang, kuganti bajuku dengan seragam, aku siap bekerja hari ini.
Cling! Lonceng di pintu masuk cafe berbunyi, tanda ada pelanggan yang datang.
Kusiapkan pensil dan notes untuk mencatat, aku bergegas ke meja itu.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Kataku sambil tersenyum.
"Iya, aku ingin memesan paket makan siang yang lengkap untuk dua orang, aku tahu ini masih pagi, tapi bisakah kamu memberiku dispensasi? Hari ini aku menerima gaji pertamaku dan aku ingin menghabiskannya untuk seorang wanita yang sangat berarti bagi hidupku, aku ingin memberikannya hari libur dari memasak makanan untukku." Kata pria ini dengan pandangan penuh harap.
"Hm... Saya yakin kami bisa mengaturkannya untuk anda pak. Betapa beruntungnya wanita ini memiliki seseorang yang begitu menyayanginya seperti anda." Sambungku.
"Keberuntungan itu milikku nona, saat dia memilih untuk melahirkanku ke dunia ini." Jawab pria ini dengan tegas.
Badanku mendadak terasa hangat, hatiku trenyuh melihat cinta kasih seperti ini.
Aku berbalik dan memberikan pesanan khusus itu ke cheff Anno yang langsung mengerutkan kening saat membacanya. Tapi setelah kuberitahukan alasannya, tanpa banyak bicara dia mulai menyiapkan menu itu, bahkan aku melihat dia menambahkan sesuatu yang tak ada di menu.
Ah.... Cinta kasih selalu membuat orang ingin terlibat didalamnya ya!
Tak berapa lama lonceng itu berbunyi lagi, pelanggan kedua masuk.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"
"Aku ingin memesan lengkap menu andalan di cafe ini. Tapi ada satu permintaan khusus dariku, semoga kamu bisa membantu."
"Katakanlah pak, kalau kami bisa pasti akan kami lakukan." Jawabku.
"Aku ingin di dalam dessert nanti ada cincin ini diatasnya, supaya dia bisa menemukannya. Hari ini adalah tanggal 1 bulan 11 tahun 2011. Dia suka sekali dengan cantiknya tanggal ini, maka hari inilah yang aku pilih untuk melamarnya. Dessert yang manis, tanggal yang cantik, pastilah tidak akan ditolaknya bukan?" Sambil berseri pria ini menjelaskan.
Keceriaan pria ini membuat ruangan cafe mendadak terasa hangat. Sambil mengangguk, aku menerima cincin itu dengan hati-hati, lambang cinta dari seorang pria yang berani mengambil komitmen.
Aku memberikan pesanan kembali ke cheff Anno beserta cincin dan instruksi untuk menaruh cincin tepat diatas dessert. Sambil geleng-geleng kepala dengan senyum geli, cheff mulai menyiapkannya.
Sambil menunggu pesanan siap untuk diantarkan, pikiranku mulai melayang jauh. Sekilas kuperiksa ponsel di saku, berharap ada pesan masuk disana. Nihil! Tak ada pesan, hanya wallpaper bergambar kupu-kupu jingga yang aku lihat.
Ah... Benar kata orang...
Rindu itu seperti sebuah ruang hampa
Membuat orang yang terjebak didalamnya menjadi sesak nafas
Menggapai mencari oksigen, yang mustahil ada didalam kehampaan
Satu sebelas dua ribu sebelas
Akan kuingat tanggal cantik ini
Saat aku memutuskan terlalu lelah untuk bertahan
Dalam ruang hampa bernama rindu
01 ♡ 11 ♡ 2011
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI