"Jurus silat. Biar saja orang asing itu disilatinnya," Permata berceloteh.
    "Mereka tidak bersalah?!" tanya Yusuf campur penegasan.Â
    "Tidak bersalah?" Permata rada membantah.
    "Iya, salah apa?" Yusuf bertanya lagi.
    "Entahlah aku jadi berpikir jelek tentang mereka."
     "Awas! Yeit," Ningsih menangkap pria asing yang hampir terjatuh.  "Hati-hati tuan asing. Perkenalkan saya, Ningsih. Senang berjumpa dengan Anda. Sudikah kiranya Anda datang menjumpai teman-teman saya." Pria tersebut tidak bisa berkata apa-apa, karena berterima kasih. Tak .ama kemudian, Ningsih bersama orang asinb mendekati Permata dan Yusuf.
     "Hi teman. Aku di sini."
     "Ya ampun hampir melaporkan kepada penjaga bahwa ada seorang cewek pemberani yang hilang," Permata menanggapi dengan konyol.
     "Kenalkan teman baru saya yang saya juga belum sempat menanyakan namanya," Ningsih berkelakar yang membuat Permata dan Yusuf tertawa.
     "Maaf tuan asing. Nama Anda siapa? Nama? Naaa...maa?" Ningsih berbicara kepada teman asingnya.Â
     "Nama ya?" kata tuan asing mengerti. "Nama saya Diego."