Kecewa hati ini sedang tak lagi berdebat,
Kecewa jiwa ini tiada pergi dari batang daun yang lebat,
Kecewa aku, tak seperti yang kamu tanyakan itu dengan kusut,
Kecewalah hari ini tentang ketidakmengertian mereka di dunia menjerat.
Kecewa akan luka pikiran, yang tak tertahankan;
meratap ulang-berulang kata saat menunggu balasan,
tak kunjung datang menghuni tempat terpinggirkan,
dan mengapa batinku menjerit tangisan?
Kecewa pada kesalahdugaan yang kau tak tanggapi,
Ingin ku berlari,
Ingin ku bersembunyi,
Ingin ku pergi,
dari kekecewaan yang pernah kau rasuki,
di rusuk-rusuk belakangku...
saat kau hanya pura-pura tak mengenali,
jadikan kecewa inilah yang makin sakit bernyeri,
kecewaku yang tidak lantas kau amati,
kecewamu juga akan meniadakan namaku telah mati...
agar aku tak trauma dalam jiwa ini,
lebih baik mengecewakan terlukiskan di aksara yang tak pernah redup,
sepanjang hayat yang kau tak pernah jumpaiku lagi...
: Selamat jalan, ratapan kecewa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H