Mohon tunggu...
Adhi Prakosa
Adhi Prakosa Mohon Tunggu... -

Marketing Management

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Takdir Ajaib Perjumpaan Steve Jobs dengan Ayah Kandungnya

8 Juli 2014   22:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:58 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Pic: http://mrbesilly.typepad.com/.a/6a00d8341bfa6953ef017d3bcfeb3d970c-500wi

Dari obrolan panjang, Abdulfattah Jandali mengungkapkan penyesalannya kenapa dia baru bisa bertemu dengan Mona saat sang Ayah sudah pindah dan bekerja di restoran ini, restoran ini kurang bagus, dia berkata bahwa dulu Ayah bekerja di sebuah restoran yang sangat indah dan mewah di pinggir pantai. Coba tebak, siapa pengunjung restoran mewah di pinggir pantai tersebut? Para selebritis, para petinggi dan pimpinan-pimpinan perusahaan besar di Silicon Valley, dan apakah kau tahu bahwa Ayah pernah bertemu dan bersalaman langsung dengan Steve Jobs? Abdulfattah Jandali berbicara dengan nada bangga, kemudian keluar segala pujian setinggi langit dari mulut Abdulfattah Jandali tentang sosok Steve Jobs yang muda, kaya, tampan dan sukses memimpin salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Tak lupa pula dia bercerita, Steve Jobs selalu memberi uang tip yang lumayan banyak padaku, pungkas Abdulfattah Jandali. Mona tercekat, mendadak dia tidak tahu apa yang mesti dia katakan. Tergoda untuk berterus terang ataukah hanya diam. Mona memutuskan untuk tetap diam dan bertingkah wajar. Segera Mona menyambar telepon selepas dari pertemuannya dengan Abdulfattah Jandali. Steve Jobs mendengarkan penjelasan Mona dengan tenang. Ya, aku ingat pria tua dari Syria itu, kata Steve Jobs. Aku ingat pernah bersalaman dengannya, beberapa kali aku berkunjung ke restoran tersebut dan bertemu pria itu.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang, penantian selama 27 tahun akhirnya terungkap dan terbuka siapa orangtua kandungnya. Pada akhirnya, Steve Jobs terkadang mengunjungi ibu kandungnya, hubungannya dengan Mona dan ibu kandungnya makin dekat, akan tetapi Jobs sama sekali tidak pernah mau bertemu dengan Abdulfattah Jandali, dan berusaha keras agar Abdulfattah Jandali tidak pernah tahu bahwa anak laki-lakinya adalah Steve Jobs.

Sampai meninggal, Steve Jobs tidak pernah bertemu lagi dengan Abdulfattah Jandali. Dia memang tidak ingin. Perjumpaan mereka agaknya hanyalah perjumpaan di sebuah restoran mewah tempat Abdulfattah Jandali bekerja, bukan layaknya perjumpaan dramatis antara Ayah dan Anak yang telah terpisah puluhan tahun, tetapi hanya interaksi pengunjung restoran yang seorang milyuner muda dari Apple Computer dengan seorang pria tua pegawai restoran. Agaknya, Steve Jobs sudah cukup puas dengan perjumpaan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun