Sering aku merasa khawatir dengan hidupku. Dengan masa depanku, dengan segala impian-impianku, dan dengan siapa aku akan menghabiskan hari-hari tuaku.Satu langkah awal kumulai, bukannya menghentikan segala kekhawatiranku melainkan menumbuhkan beribu ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di depan sana. Pernahkah kau bertanya apa itu masa depan? Aku ingin sekali tahu bagaimana pendapat orang-orang indigo tentang itu. Banyak orang menyuruhku percaya, terang. Itulah masa depan. Tapi apa salahnya jika aku bilang, gelap itulah masa depan? Toh sama saja, gelap atau terang sama-sama tak bisa terprediksikan. Seperti apakah terang itu? Seperti apakah gelap itu? Kurasa keduanya berasal dari sumber yang sama. ‘diciptakanNya gelap diciptakanNya terang’ lalu untuk apa kita sering ribut soal itu? Hari ini kelinci tak bernamaku beranak. Aku memperhatikan betapa luar biasanya fenomena itu. Betapa segala sesuatu yang disebut dengan kehidupan telah diatur sedemikian rupa oleh suatu kekuatan yang maha besar. Mula-mula bulunya rontok, lalu induk kelinci mengumpulkannya di pojok kandang. Tepat membentuk seperti kasur, dan esoknya aku telah melihat tiga mahkluk kecil menempati kasur bulu itu. Mata mereka tertutup, gerakan-gerakan mereka masih gerakan tak berdaya. Dalam ketidakberdayaan mahkluk kecil itu, induk kelinci menyusui mereka dan terus merontokkan bulunya. Hingga bisa kurasakan betapa hangatnya ketiga mahkluk kecil itu di antara bulu-bulu induknya. Ternyata bulu sang induk memang tumbuh lebih subur dan dirancang untuk rontok dengan sendirinya tepat pada waktu sang induk tersebut akan melahirkan. Cerita yang biasa mungkin untukmu. Tapi bagiku ini sesuatu yang mengagumkan. Aku jadi ingat sebuah perkataan, ‘lihatlah, kelinci-kelinci itu saja AKU pelihara, apalagi kamu…..’ Kelinci tak punya tangan, kaki, atau uang, untuk pergi ke supermarket membeli selimut. Tapi dia diciptakan dengan bulu. Sedangkan aku, diciptakan dengan akal, pikiran, hati, tangan, kaki, dan tubuh yang semuanya luar biasa. Kembali ke pertanyaan tentang masa depan, biar kujawab dalam diamku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H