Mohon tunggu...
Muslimin Beta
Muslimin Beta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pemulung ilmu yang tinggal di SWIS (Sekitar Wilayah Sudiang),Makassar. Penggemar Sepakbola, blogger, peneliti, aktivis NGO, punya bisnis jaringan dan seorang citizen reporter yang berafiliasi pada organisasi Aliansi Penulis-Pewarta Warga Indonesia (APPWI), www.appwi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Identitas Klub Sepakbola Nasional

12 Februari 2011   10:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:40 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_90302" align="alignright" width="190" caption="Logo LPI"][/caption] Sejak bergulirnya Liga Primer Indonesia, nama-nama klub sepakbola nasional banyak menggunakan singkatan asing atau nama-nama berbau asing. Beberapa nama berbau asing itu seperti Aceh United, Real Mataram, dan Batavia Union. Apakah ini pengaruh dari globalisasi sepakbola nasional Indonesia yang lebih menjurus pada asingisasi nama klub sepakbola Indonesia?

Dari segi label, menggunakan nama berbau asing tidak melanggar peraturan persepakbolaan nasiona. Namun sebagai identitas bangsa, semestinya sepakbola pun memiliki ciri khas sepakbola Indonesia. Ciri khas nama klub sepakbola nasional adalah menggunakan akronim atau singkatan dengan menggunakan “Persatuan Sepakbola”, seperti PSM singkatan dari Persatuan Sepakbola Makassar atau akronim seperti Persija akronim dari Persatuan Sepakbola Jakarta.

Sebagai sebuah identitas, saya terkesan dengan sepakbola di Negara-negara Eropa yang memiliki cirri khas nama klub sepakbolanya. Misalnya di Inggris menggunakan kata “United” seperti pada klub Manchaster United atau Newcastle United. Demikian pula di negeri matador Spanyol, cirri khas nama klub sepakbolanya menggunakan kata “Real” seperti Real Madrid atau Real Betis. di negeri Bavaria Jerman pun memiliki cirri khas nama klub sepakbolanya dengan label “Bayer” seperti pada klub Bayer Munchen atau Bayer Leverkusen sedangkan di Italia menggunakan singkatan “AC” seperti AC Milan atau AC Parma.

Di negara-negara Asia pun, nama-nama klub sepabkola memiliki ciri khas sesuai dengan negaranya seperti nama Jubilo Iwata, namanya sangat kental berbau Jepang demikian pula Seongnam sangat lekat dengan negara Korea. Di negara Asia Tenggara nama klub sepakbola Muangthong pasti bisa ditebak berasal dari Thailand yang dulu disebut Muangthai.

Sebagai rasa nasionalisme, sepertinya pemilik atau pendiri klub sepakbola nasional tidak perlu kebarat-baratan dengan menggunakan nama klub berbau asing. Sepakbola Indonesia bisa bangkit tanpa perlu kehilangan ciri khas nama-nama klub sepakbolanya dengan menggunakan kata “Persatuan Sepakbola”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun