Mohon tunggu...
PriMora Harahap
PriMora Harahap Mohon Tunggu... karyawati -

Female. Just an ordinary people and resident of Jakarta who loves and interested in writing, singing, dancing, reading, playing piano, listening to the music (especially classic & jazz), art & culture, social, economic, politic, finance and learning new things more interesting.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Operasi Senyap – Kampanye Gelap Biaya Tinggi Berharap Pamrih

9 Juli 2014   11:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:54 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilpres yang digemakan sebagai puncak Pesta Demokrasi di negeri ini sudah semakin dekat. Tinggal menghitung hari. Kampanye yang dilakukan semakin gencar terlihat. Beragam bentuk dan media kampanye digunakan untuk mendongkrak popularitas demi meningkatkan elektabilitas kandidat.

Ajang kompetisi perebutan kursi jabatan pimpinan tertinggi republik ini dan kekuasaan 5 tahunan itu akhir-akhir ini semakin menyita perhatian dan memenuhi berita-berita seluruh media di Indonesia.

Tengok saja banyaknya lembar poster, spanduk dan baliho yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini. Belum lagi iklan-iklan di berbagai media massa, entah dalam bentuk cetak hingga elektronik.

Terbayangkah berapa banyak dana yang digelontorkan untuk seluruh upaya pemenangan itu?? Ratusan juta, bahkan mungkin milyaran hingga trilyunan rupiah!!

Maraknya operasi senyap atau serang fajar atau apapun namanya yang mencoba ‘membeli’ suara rakyat dengan aneka materi dan sejumlah uang tentu saja membuat dana yang dikeluarkan oleh kubu yang melakukannya akan semakin besar.

Tumpukan rupiah yang harus digelontorkanpun akan semakin tebal bila jumlah ‘pintu’ yang disambangi untuk menebar ‘nutrisi’ kampanye itu semakin banyak.

Kisaran sedikit-banyaknya jumlah dana yang dikeluarkan tentulah menjadi sangat relative dalam hal ini. Bilangan puluhan milyar hingga trilyunan rupiah bagi sang kandidat capres-cawapres mungkin tidak seberapa demi sebuah tujuan lebih besar yang tengah disasarnya. Namun bagi sebagian besar rakyat, tentunya angka tersebut sangatlah berarti bagi modal kelanjutan hidup dan masa depan seluruh keluarganya. Dengan jumlah tersebut, sebuah rumah yang sangat memadai sudah dapat dimiliki. Sebuah mobil kategori mewah telah dapat terparkir di garasi. Sebuah kemewahan yang bagi kebanyakan rakyat kecil di negeri ini, yang masih bergulat dengan kesulitan menyambung hidup hari demi hari, hanya merupakan angan yang mustahil untuk tergapai.

Menyaksikan seluruh eforia kampanye, gempita penyambutan Pesta Demokrasi, serta anggaran dana yang sungguh mencengangkan itu, saya tergelitik untuk meniliknya dari sisi sebuah investasi. Menurut hemat saya, dengan pengorbanan dana yang sedemikian besarnya, tentu tak heran bila dana kampanye kerap diperlakukan bagai sebuah investasi bernilai tinggi oleh yang mengucurkannya. Apalagi bila sampai menambah gelontoran dana untuk melakukan operasi senyap. Pelaksanaan operasi senyap menunjukkan bahwa pihak yang melakukannya memiliki ambisi dan motivasi menang untuk meraih kekuasaan yang sangat besar, sehingga akan menempuh cara apapun untuk mendapatkannya. Secara logika, ambisi dan motivasi pencapaian kemenangan yang menghalalkan segala cara tersebut lazim di dasari oleh niat untuk mendapat kekuasaan besar yang memungkinkannya memenuhi setiap target demi target berikutnya.

Sebuah niat yang memotivasi orang untuk menghalalkan cara apapun sangatlah muskil didasari oleh sebuah ketulusan dan keikhlasan. Semua untung – rugi kemudian menjadi perhitungan yang cermat yang akan dipenuhi begitu kekuasaan sudah dalam genggaman. Maka jabatanpun menjadi hitung-hitungan bisnis laiknya sebuah investasi. Dan layaknya sebuah investasi maka sang investor tentulah mengharapkan nilai pengembalian atas rupiah demi rupiah yang telah ditanamkannya.

Ttidak ada satupun investor yang menginginkan nilai modalnya berkurang, bahkan selalu mengupayakan agar modal yang telah ditanamkan terus meningkat.

Sebuah investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang investor karena dapat mempengaruhi besarnya tingkat pengembalian nilai investasinya. Disamping besar modal yang diinvestasikan, waktu juga sangat berperan penting dalam sebuah investasi. Panjang pendeknya rentang waktu pengembalian modal investasi, cepat lambatnya investasi ditanamkan, semua akan sangat berpengaruh pada besarnya nilai pengembalian itu sendiri.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai uang yang diinvestasikan saat ini diharapkan akan memberi sejumlah nilai uang yang lebih besar di masa depan karena adanya proses bunga berbunga dari nilai uang tersebut. Dalam proses tersebut setiap bunga yang diperoleh ditanamkan kembali sebagai bagian dari modal investasi yang tentunya akan berbunga kembali.

Untuk mudahnya berikut sebuah ilustrasi dari nilai masa depan sejumlah dana yang diinvestasikan saat ini.

Katakanlah seorang kandidat menggelontorkan dana sebesar Rp.8.000.000,- pada masa kampanye periode ini dengan harapan akan terpilih untuk masa kerja 5 tahun ke depan. Bila dana sebesar itu ditanamkannya dalam bentuk investasi (semisal deposito) dengan tingkat bunga sebesar 6 % per-tahun untuk jangka waktu 5 tahun, maka pada akhir tahun ke 5 jumlah uang yang didepositokannya tersebut akan meningkat menjadi senilai Rp.10.705.804,-

Perhitungan tsb hanya untuk modal awal sejumlah Rp.8.000.000,-. Tentu dapat dibayangkan besarnya jumlah dana yang diharapkan akan diraup kembali di akhir tahun ke 5, bila modal awal yang telah ditanamkanpun dalam bilangan ratusan juta, milyaran hingga trilyunan rupiah.

Ilustrasi di atas hanya menggambarkan bagaimana peningkatan modal investasi seseorang bila hanya menanamkan modal di awal periode.

Bagaimana bila dalam periode 5 tahun tersebut, sang investor selalu menambah jumlah dana yang diinvestasikan secara rutin di akhir tahun sepanjang periode tsb karena berhasil mendapatkan tambahan dana di luar pendapatan rutinnya ?

Ambil saja contoh seseorang menanamkan dana sebesar Rp.1.000.000,- setiap akhir tahun selama 5 tahun ke dalam bentuk deposito dengan bunga sebesar 10 % per-tahun. Maka dengan perhitungan anuitas umum akan diperoleh nilai investasi tersebut di akhir tahun ke 5 telah meningkat sebesar Rp.6.105.100,-

Dan bagaimana pula bila sang investor selalu menambah jumlah dana yang diinvestasikan di awal tahun sepanjang periode 5 tahun tsb?

Dengan menggunakan formula perhitungan anuitas due, apabila seorang investor secara rutin menabungkan uang sejumlah Rp.1.000.000,- di setiap awal tahun, maka besarnya uang di akhir tahun ke 5 meningkat menjadi Rp.6.715.610,-

Sekarang mari kita lihat bagaimana seorang investor dapat memperkirakan besarnya jumlah dana yang harus diinvestasikannya saat ini bila ingin mendapatkan sejumlah dana yang sudah diharapkannya pada masa depan.

Seseorang kandidat menginginkan dalam satu tahun sejak dia terpilih, telah dapat mengumpulkan dana (balik modal kampanye) sebesar Rp.3.000.000,-. Seandainya dia menaruh modal yang digunakan untuk kampanye dalam bentuk tabungan (deposito) dengan tingkat suku bunga sebesar 6 % per-tahun, maka agar dapat memperoleh dana sebesar Rp.3.000.000,- di akhir tahun mendatang, saat ini dia harus menginvestasikan sebesar Rp.2.830.188,-

Dari beberapa ilustrasi di atas, terlihat jelas betapa nilai uang yang sama bila diinvestasikan dalam waktu yang berbeda akan sangat mempengaruhi hasil perolehan. Dengan nilai uang yang sama yang diperoleh pada saat ini akan memberikan nilai pertambahan yang semakin besar dibandingkan dengan nilai uang yang sama yang diperoleh di masa depan. Hal ini disebabkan semakin tertundanya sejumlah uang diperoleh maka semakin besar kemungkinan hilangnya peluang (opportunity loss) untuk berinvestasi.

Sehingga semakin besar dan semakin dini dana diperoleh untuk dapat diinvestasikan, maka akan semakin besar tingkat pengembalian modal yang dapat diraih oleh seorang investor, karena adanya fungsi efek majemuk (bunga berbunga) dari peluang menginvestasikan kembali (re-investasi) bunga yang diperoleh.

Bagi sebagian masyarakat yang sudah memiliki asuransi sebagai salah satu bentuk investasi penjamin hari tua tentu telah pernah melihat ilustrasi sejenis yang umumnya dipresentasikan oleh agen asuransi. Berdasarkan pengertian diatas, tak pelak agen asuransi kerap menganjurkan konsumen potensialnya untuk sesegera mungkin mengambil polis asuransi. Semakin cepat waktunya memulai maka semakin besar peluangnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Tidaklah mengherankan apabila seorang kandidat pemimpin bangsa yang telah mengucurkan sedemikian besar modal pada saat kampanye sebagai bentuk investasi atas karir politiknya, acap terjebak dalam bujukan dan keinginan untuk segera memperoleh kembali modal berikut sejumlah hasil investasi yang diharapkan.

Dapat dipahami bila dalam 5 tahun masa kerja, bagi mereka yang menganggap biaya kampanye sebagai sebuah investasi (penjamin kehidupan bila sudah tidak lagi menjabat), akan sudah mulai berupaya mengumpulkan kembali modalnya sejak tahun-tahun awal masa jabatannya, agar memperoleh peluang (opportunity) yang lebih besar menginvestasikan (memutar) kembali uang yang diperolehnya.

Sudah tentu semakin besar modal yang dikucurkan dalam program kampanyenya (baik yang legal maupun ilegal) maka semakin besar pula keinginannya untuk melipatgandakan keuntungan atas modal yang telah ditanamkan. Dan sudah pasti pula operasi senyap akan meningkatkan besarnya dana kampanye yang digelontorkan.

Mudah dimengerti bila seorang kandidat terpilih yang menghalalkan segala cara untuk meraih kursi kekuasaan dan telah memulai langkahnya dengan rasa telah melakukan pengorbanan dana demikian besar, akan terus menerus berupaya mengumpulkan dana sepanjang masa kerjanya, sehingga secara rutin dapat menginvestasikan kembali rupiah demi rupiah yang diperolehnya.

Dan tidaklah sulit untuk dibayangkan bila seorang kandidat terpilih bahkan sudah dapat menentukan nilai transaksi yang diinginkannya sekarang, untuk dapat memenuhi target perolehan keuntungan investasi di akhir masa jabatan. Semua dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan modal yang telah dikucurkan dan mendapatkan keuntungan (gain) semaksimal mungkin. Tujuan dasar dari sebuah investasi.

Dalam dunia investasi dikenal istilah High Risk High Gain, yaitu bila resiko yang terkandung dalam investasi semakin besar, maka keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut akan semakin besar pula. Dengan prinsip keuntungan berbanding lurus terhadap resiko, maka tidaklah heran bila ada saja yang tergiur untuk menempuh resiko lebih besar, bahkan melalui cara-cara ilegal sekalipun, guna mendapatkan perolehan keuntungan lebih besar.

Tak pelak, sejumlah kemudahan (privilege), baik dalam bentuk proyek, prosedur maupun perizinan lalu diberikan oleh sang penguasa / pejabat / wakil rakyat terpilih kepada para donatur kampanyenya, ataupun para pendukung koalisinya yang telah turut membantu pendanaan kampanye yang tidak sedikit, sebagai upaya untuk menjamin perolehan keuntungan atas investasi (modal) yang telah diberikan dan disepakati dalam kontrak sokongan dana politik di awal masa kampanye.

Kampanye biaya tinggi yang memerlukan penanaman modal tidak sedikit inilah yang meningkatkan kecenderungan pergeseran dalam ranah politik di negeri ini dari politik Transformasional (yang sejatinya harus mampu membawa bangsa & negara ini bertransformasi ke arah peningkatan kondisi kesejahteraan, kemakmuran rakyat dan kehidupan demokrasi yang lebih baik) menjadi politik Transaksional, dimana setiap tindakan yang diambil oleh mereka yang terpilih acap didasarkan pada perhitungan Untung & Rugi (Profit & Loss) atas sejumlah besar dana yang telah ditanamkan pada masa-masa kampanye.

No Free Lunch (tidak ada makan siang yang gratis), demikian bunyi motto di negara yang cenderung berkiblat ke bentuk ekonomi kapitalis, yang menjadikan modal sebagai faktor utama yang menentukan setiap keputusan. Sehingga tak dapat dipungkiri, sejatinya di tangan para pemilik modal arah & masa depan bangsa ini diputuskan, walau berbungkus perpanjangan tangan melalui mereka yang mengatasnamakan dirinya sebagai wakil rakyat ataupun pengelola negara. Hal ini tak lain dan tak bukan karena semua bentuk sokongan dana tentu tidak dikucurkan oleh para pemodal secara cuma-cuma, tapi dengan pamrih pengembalian dana investasi dalam bentuk keuntungan sebesar-besarnya.

Peluang terhadap setiap bentuk penyimpangan dapat terjadi bila tidak ada fungsi kontrol dari masyarakat.

Sangat penting disadari oleh rakyat negeri ini untuk selalu menjalankan fungsi control sosial atas penyelenggaraan negara untuk mencegah semakin mengakarnya bentuk politik transaksional menjadi sebuah budaya politik di negeri ini. Alur dan pencatatan perolehan (sumber) dan besarnya dana kampanye yang jelas, transparan & terbuka pada seluruh rakyat merupakan salah satu kunci utama untuk dapat menjalankan fungsi control sosial masyarakat atas pengelolaan negara yang bersih & professional serta tegaknya demokrasi di republik ini.

Waspadai setiap bentuk kampanye ilegal. Kampanye terselubung dalam bentuk operasi senyap atapun serangan fajar yang membagi-bagikan aneka materi dan sejumlah dana untuk mendapatkan suara rakyat. Semakin sering operasi senyap dilakukan, semakin banyak modal dana kampanye yang dikeluarkan maka akan semakin besar pula keuntungan yang direncanakan untuk secepatnya dapat diraup.

Pihak yang bersedia mengeluarkan dana lebih banyak untuk melakukan kampanye ilegal tentu akan memiliki niat tersendiri akan harapan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar lagi. Tidak akan ada ketulusan dan keikhlasan pada mereka yang telah memulai langkahnya dengan upaya yang tidak halal berdasarkan niat yang tidak mulia.

7 Juli 2014

-PriMora Harahap-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun