Mohon tunggu...
Primma Russanti
Primma Russanti Mohon Tunggu... profesional -

I am an elementary teacher . Visit my blog:http://primmarussanti.weebly.com/primma-russantis-professional-development.html

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswa SD di Sekolah Ciputra Surabaya Mengangkat Derajat Makanan Tradisional Surabaya

13 Maret 2013   05:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:52 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_242076" align="alignleft" width="300" caption="Group Culinary "][/caption] [caption id="attachment_242079" align="alignright" width="300" caption="Improving the traditional food "Semanggi Suroboyo" International taste ~PYP Exhibition at Sekolah Ciputra Surabaya"]

13631635251420000305
13631635251420000305
[/caption] [caption id="attachment_242082" align="alignleft" width="300" caption="Improving Tahu Telur by PYP 6 Sekolah Ciputra (Exhibition Day)"]
1363164067293289810
1363164067293289810
[/caption] [caption id="attachment_242083" align="aligncenter" width="300" caption="Improving traditional food presentation by PYP 6 Sekolah Ciputra (exhibition day)"]
13631641811558590352
13631641811558590352
[/caption] Surabaya sebagai salah satu kota terbesar kedua di Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang harus dilestarikan. Keberagaman warisan budaya itu, seperti tradisi, makanann, bahasa, ritual, karakter masyarakat, gedung bersejarah, seni rupa, dan kesenian, dipengaruhi dan dikembangkan oleh beberapa etnik di masa lalu. Semua terwujud dalam akulturasi budaya yang sampai sekarang masih dapat kita telususri jejaknya, meskipun ada beberapa yang nyaris sirna tertidas perkembangan jaman dan kepentingan komersial. Berawal dari keprihatinan tersebut,  sebuah sekolah berwawasan internasinal, yaitu Sekolah Ciputra di Surabaya, mengangkat isu dan melakukan action atau tindakan nyata untuk melestarikan warisan budaya Surabaya. Let's preserve Surabaya heritage, Rek! Begitulah slogan kegiatan PYP  Exhibition yang sekarang ini sedang berlangsung .  Secara umum exhibition bertujuan mendidik generasi muda pentingnya  melestarikan warisan budaya Surabaya, yang akhir-akhir ini cenderung dilupakan oleh masyarakat lokal. Sedangkan PYP Exhibition ini merupakan tugas akhir yang dikerjakan oleh kelas 6, sebagai siswa yang bersekolah di IB school, yaitu sekolah yang metodenya berbasis inquiry.  Selama proses exhibition, siswa berdiskusi, menumbuhkan rasa ingin tahu dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, dan melakukan survey ke beberapa tempat Surabaya heritage, sepeti tempat bersejarah, mewawancari tokoh seniman asli Surabaya, dan yang mengasyikkan adalah  survey ke beberapa penjualan makanan tradisional. Setelah itu mereka menganalisis data, melakukan proses metakognitif, dan simpulan.  Kemudian mereka mempresentasikan hasil yang diperoleh dalam bentuk berbagai media. Salah satu hal menarik rasa ingin tahu siswa adalah kuliner Surabaya ayng akhir-akhir ini digemari oleh masyarakat, tetapi kurang dikenal oleh wisatawan asing atau para ekspatriat ayng tinggal di Surabaya. Isue yang ditemukan oleh kelompok exhibition kuliner tentang makanan tradisional Surabaya adalah kadar kebersihan, baik tempat penjualan, presentasi penyajian, dan kualitas bahan baku. Berangkat dari isu tersebut, mereka melakukan investigasi lebih lanjut dengan cara mendatangi dan membeli macam-macam makanan tradisional, seperti lontong balap, tahu telur, rawon, semanggi suroboyo, sate klopo, sate kerang, nasi bebek, dan rujak  cingur. Selain itu agar data lebih akurat, mereka juga datang ke lokasi penjualan dan mewawancarai pedagang-pedangang makanan terkenal di Surabaya. Terosobosan yang dilakukan oleh kelompok kuliner dalam rangka melesarikan makanan tradisional agar berskala international adalah melakukan modifikasi penyajian dan tambahan bahan, sehingga lebih berasa internasional. Sebagai contoh, kelompok kuliner yang didalangi oleh Natasha 6C, Richard, 6A, Jesselyn 6A, dan Brenda 6B, melakukan inovasi bahan lontong balap dengan menambahkan keju dan daging. Tujuannya supaya wisatawan asing punya ketertarikan untuk menyantap karena sesuai lidah atau selera mereka. Sedangkan kelompok kuliner yang terdiri dari Fadhilah 6C, Azka 6A, Candice 6D, dan Terry 6A, memperkenalkan aneka kuliner Surabaya dalam bentuk video berbahasa Inggris dan mengunggahnya di Youtube sehingga secara global dapat ditonton orang dari berbagai bangsa. Secara tidak langsung hal ini dapat meningkatkan jumlah orang untuk mengetahui seluk beluk kuliner di Surabaya. Selain itu, kelompok yang terdiri dari Vanny 6C, Angelisa 6A, Humphrey 6A, dan Nicole 6C, berusaha memodifikasi penyajian makanan tradisional Semanggi Suroboyo menjadi lebih berskala hotel berbintang. bahkan mereka menambahkan bahan udang goreng, lorjuk, dan kacang tanah goreng. Yang terakhir adalah modifikasi tahu telor yang diprakarsai oleh Ni Putu Kartika Dewi 6D, Jessica 6B, Gabriel 6A, and Nathania 6A . Mereka  memodifikasi isi tahu telor yang selama ini sudah umum dengan mengubah tahu goreng menjadi tahu krispi serta mengubah kentang gorengnya menjadi kentang Frenchfries. Rasa krispi inilah yang dapat mendorong anak-anak menyukai tahu telor dan mungkin cocok di lidah orang asing pula. Selera terhadap makanan tradisional memang tidak bisa dipaksakan. Hal ini akan lebih bernilai apabila sejak dini anak-anak mengetahui aneka makanan tradisional yang terdapat di Surabaya. Mereka, siswa-siswa SD di Sekolah Ciputra ini  adalah generasi mendatang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup makanan tradisional ini, makanan yang sejak dulu dikelola dengan sepenuh hati hingga eksis sampai sekarang. Dengan adanya exhibition yang berfokus pada kuliner tradisional Surabaya, kita berharap dimasa yang akan datang mereka mewujudkan dalam bentuk-bentuk lain, seperti bisnis atau wisata  yang berguna bagi masyarakat, sehingga keberadaan warisan budaya Surabaya dan masyarakatnya di mata dunia tetap eksis dan berakar kuat. Thanks to teachers: Ms. Palupi, Ms. Lana, Ms. Tatik, Ms. Yulita, Ms. Tere, Ms. Kresna, Mr. Ary, Ms. Luluk, and Ms. Dila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun