Mohon tunggu...
Primma Russanti
Primma Russanti Mohon Tunggu... profesional -

I am an elementary teacher . Visit my blog:http://primmarussanti.weebly.com/primma-russantis-professional-development.html

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Action Siswa SD Ciputra: Let's Preserve Surabaya Heritage, Rek!

11 Maret 2013   02:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:00 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Let’s Preserve Surabaya Heritage,Rek!

Guru SD Ciputra, Surabaya

Surabaya sebagai salah satu kota metropolis sebenarnya memiliki akar budaya dan sejarah panjang sejak kota ini berdiri. Warisan budaya yang secara fisik dapat dilihat, seperti gedung bersejarah, etnis, alam lingkungan, senirupa, tempat ibadah, seni pertunjukan, makanan tradisional, maupun secara fisik tidak terlihat tetapi eksistensinya ada seperti sistem sosial, bahasa, norma, perilaku, karakter masyarakat, emosi, ekspresi dan lain-lain, menjadi identitas khas Kota Surabaya, yang membedakannya dengan kota lain di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan jaman, warisan budaya Surabaya terkikis oleh banyak hal, seperti ekonomi dan gaya hidup. Sebagai contoh banyak gedung bersejarah yang hilang begitu saja dan telah berubah menjadi mall. Kesenian ludruk yang dulu pernah menjadi primadona, kini nyaris tidak terdengar gaungnya dan tidak dikenali oleh generasi muda. Bahasa Jawa dengan dialek Suroboyoan yang terdapat dalam ‘parikan’ atau sejenis pantun khas Surabaya, maknanya tak dikenali lagi dan tidak ada pembaharuan. Bahkan sebagian masyarakat berasumsi bahwa tidak ada gunanya mempertahankan gedung tua-tua karena tidak komersial lagi. Bahkan biaya operasionalnya pun mahal. Jalur Kalimas yang dulu menjadi andalan ekonomi pada masa penjajahan, kini tampak kumuh. Seandainya ditata kembali, setidaknya mengecat kembali gedung-gedung tua di sepanjang Kalimas, maka akan menjaditempat wisata bersejarah yang tentu saja akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah.

Belajar dari pengelolaan warisan budaya dan tradisi dari negara lain, seperti Malaysia dan Singapura, secara umum warga Surabaya belum melakukan hal maksimal untuk melestarikannya. Berkaca dari keprihatinan tersebut di atas, siswa kelas 6 SD Ciputra Surabaya melakukan usaha-usaha untuk melestarikan warisan budaya Surabaya agar tetap terjaga sehingga masyarakat Surabaya tetap memiliki identitas kota.

Dengan mengusung tema besar “Preserving our cultural heritage provides ways of appreciating and taking shared responsibilities as part of the society ” (Melestarikan warisan budaya merupakan cara untuk menghargai dan berbagi tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat), siswa siswa kelas 6 membuat tugas akhir berupa tindakan-tindakan nyata untuk melestarikan warisan budaya Surabaya. Proses belajar selama hampir tiga bulan melalui riset di internet, mendatangkan nara sumberdirektur Surabaya Heritage, yaitu Bp. Freddy H. Istanto dan penulis beberapa buku riwayat Surabaya , yaitu Bp. Dukut Imam Widodo, wawancara tokoh masyarakat dan tokoh seni budaya, mendatangi komunitas masyarakat keturunan Cina dan Arab, mendatangi dan menyantap hidangantradisionalasli Surabaya yang terkenal, mendatangi sekolah kesenian dan kantor pejabat terkait dan lain-lain. Semua itu dilakukan oleh siswa sendiri sebagai upaya mendapatkan data akurat tentang warisan budaya. Tidak hanya itu, mereka juga mendatangi wilayah ekowisata Mangrove dan belajar pada Ibu Lulut, salah satu pemerhati Mangrove dan membudayakan batik Magrove. Bahkan mereka juga menemui Cak Kartolo, salah satu tokoh kesenian Surabaya untuk mendapatkan data akurat tentang ludruk dan permasalahannya. Semua ini adalah cara belajar inquiry, singkatnya belajar menemukan permasalahan dan mencari jawabannya sendiri melalui berbagai sumber belajar.

Pada hari Sabtu, 9 Maret 2013 bertempat di Sekolah Ciputra, siswa-siswa memamerkan hasil karyanya sebagai bentuk tindakan nyata menyelamatkan warisan budaya Surabaya. Pameran dengan istilah PYP Exhibition ini adalah saat di mana setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya kepada para tamu dan orangtua. Mereka menjelaskan alasan pentingnya melakukan pelestarian dan bagaimana proyek atau aksi pelestarian tersebut dapat membantu melestarikan budaya Surabaya secara umum.

Adapun usaha atau aksi mereka cukup variatif. Sebagai contoh, menulis cerita tentang Surabaya dalam 2 bahasa. Isunya cerita rakyat asli Surabaya kurang dikenal oleh generasi muda , padahal banyak sekali cerita rakyat, legenda, dan mitos yang menjadi warisan budaya Surabaya. Pesannya, cerita rakyat asli Surabaya akan go International kalau ditulis dalam bahasa Inggris karena seluruh dunia akan dapat membacanya.

Selain itu ada pula yang mendesain baju batik. Mencintai warisan budaya Surabaya dengan cita rasa masa kini, begitulah kira-kira pesan yang disampaikan siswa akelas 6 SD Ciputra dengan mendesain 3 macam baju untuk acara casual, party, dan seragam. Semua menggunakan kain batik Mangrove. Mangrove merupakan bagian dari warisan budaya alam yang sejak lama mangrove tumbuh di Surabaya. Murid-murid tersebut belajar langsung dari perajinnya.

Mendesainmug dan pin juga wujud dari cara melestarikan warisan budaya Surabaya yang didesain oleh siswa kelas 6 SD Ciputra. Ini merupakan salah satu 'action' mereka untuk mencintai kotanya. Desain mug dan pin ini idenya berasal dari tempat bersejarah yaitu Kya-Kya dan mural di tembok belakang penjara Kalisosok.

Berangkat dari keprihatinan semakin tenggelamnya Ludruk sebagai warisan seni Surabaya yang dulu pernah mengalami jaman keemasan, siswa kelas 6 SD Ciputra ini mementaskan lakon Sarip Tambak Oso. Pementasan ludruk ala kemasasan masa kini ini sangat menarik perhatian karena mereka menyampaikannya dengan bahasa 'Suroboyoan".

Ada pula grup yang menyelidiki sistem sosial dalam masyarakat multi etnik di Surabaya. Mereka melakukan riset tentang bagaimana masyarakat yang berbeda etnik dan agama dapat hidup rukun di Surabaya. Dan hasil riset tadi di sampaikan dalam bentuk konferensi mini dengan mengundang berbagai sekolah yang berlatar belakang beda.

Yang tak kalah menarik adalah kelompok kuliner. Salah satunya adalam mengangkatSemanggi Suroboyo dengan penyajian ala internasional. Ini adalah upayamenaikkan derajat makanan tradisional semanggi suroboyo menjadi makanan yang bisa disantap oleh para ekspatriat yang tinggal di Surabaya. Sekolompok siswa yang mencintai bahasa Suroboyoan membuat kamus bahasa Suroboyoan dengan terjemahan bahasa Inggris. Mereka menuangkan kata-kata Suroboyoan dalam kaos sehingga unik dan mudah diingat bagi siapapun pemakainya.

Pada dasarnya usaha pelestarian warisan budaya adalah tanggung jawab masyarakat setempat dan pemerintah. Tetapi apabila masyarakat tidak paham pentingnya melakukan itu, maka lama-kelaman semua warisan budaya tadi akan hilang dan tidak ada jejaknya. Maka kota pun tidak punya akar dan identitas lagi. Bagaimana pun juga warisan budaya itu sebenarnya dapat memberikan kita pengetahuan dan kejayaan masa lalu, yang sebenarnya nilai-nilainya masih berguna sampai sekarang. Bahkan bila ada kesalahan di masa lalu pun, kita dapat bercermin dari hal tersebut dan ke depannya untuk tidak melakukan kesalahan serupa. Semua usaha pelestarian warisanbudaya dapat ditanamkan sejak dini, seperti yang dilakukan oleh siswa-siswa kelas 6 SD Ciputra, Surabaya. Mereka adalah generasi muda yang kelak akan meneruskan dan membangun kota Surabaya. Nilai-nilai warisan budaya itulah yang menjadi bekal mereka untuk membangun kota Surabaya di masa depan.

13629704811500366881
13629704811500366881

[caption id="attachment_241276" align="alignright" width="281" caption="Semanggi surabaya cita rasa international"]

1362979428353604883
1362979428353604883
[/caption]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh PrimmaRussanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun