Surabaya-Sebagai mahasiswa Rantau, tentunya perjalanan dalam menempuh Pendidikan tidaklah mudah. Banyak cobaan yang harus dilalui untuk mendapatkan pengalaman baru. Mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di Indonesia memikul harapan dan Impian yang besar di Pundak mereka. Siap atau tidak siap mereka harus dituntut untuk menghadapi dunia baru yang penuh dengan tantangan dan  peluang.
Dalam menjalani hidup tentunya manusia mengalami pasang surut. Begitu juga yang dialami oleh para mahasiswa di perantauan yang harus merubah gaya hidup mereka untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan sosial dan budaya yang baru. Dengan semangat yang membara, mereka belajar  untuk mengatur keuangan, pola makan dan Kesehatan mental di lingkungan yang baru.
Salah satu kisah inspiratif datang dari mahasiswa yang berasal dari Trenggalek. Meskipun berbagai cobaan datang untuk dapat bergaya dengan pola hidup yang konsumtif di era penilaian seseorang dinilai dari tampilan, ia berhasil bertahan hidup dengan menerapkan prinsip "pendapatan boleh naik namun gaya hidup jangan".
Pardi, mahasiswa semester empat jurusan ilmu komunikasi di sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya adalah salah satu dari banyaknya mahasiswa yang berjuang untuk terus bertahan hidup demi masa depan yang lebih baik. Perjalanan Pardi merantau di Surabaya tidaklah mudah Tantangan dalam mengelola keuangan untuk terus bertahan hidup harus dilaluinya agar tidak kesusahan di kemudian hari.
"Untuk tantangan yang saya hadapi adalah manajemen keuangan karena harus memperhitungkan keadaan keuangan selama satu bulan ke depan. Sedangkan pada saat SMP dan SMA walaupun saya merantau keadaan keuangan saya masih selalu dipenuhi oleh orang tua. Cara saya mengatasinya yaitu dengan menghemat uang dan menyisakan 20% uang dari jatah bulanan untuk investasi atau kebutuhan mendadak"
Pardi juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru di perantauan. Untuk mendapatkan pengalaman tambahan dan juga untuk mengasah soft skill yang nantinya digunakan untuk melamar pekerjaan setelah menyelesaikan studi nya. Pardi juga turut aktif pada kegiatan organisasi di kampus.
"Saya mengikuti salah satu ormawa atau organisasi kemahasiswaan di lingkup kampus. Dan tujuan saya mengikuti ormawa tersebut karena memang ingin bersosialisasi dengan orang yang lebih banyak dan digunakan untuk pengalaman jika nanti diperlukan di kehidupan setelah berkuliah atau masa transisi setelah kuliah. Hal itu sangat berpengaruh ketika saya berhadapan dengan orang orang dalam lingkup pertemanan di rumah saya. Karena teman teman saya di lingkungan rumah juga merupakan seorang mahasiswa jadi pembahasan kita selalu berhubungan dengan akademik dan ormawa."
Kisah pardi menunjukan bahwa dalam merantau, strategi yang tepat untuk mengelola keuangan sangatlah penting. Dikarenakan hal tersebut merupakan tantangan yang pasti akan dihadapi mahasiswa di perantauan. Memaksimalkan setiap kesempatan untuk menambah pengalaman juga dimanfaatkan oleh Pardi seperti mengikuti organisasi mahasiswa di kampus. Kisah dari pardi merupakan salah satu contoh bagaimana mahasiswa perantauan dapat bertahan hidup dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H