Maka, sudah sepatutnya pula kita selalu muhasabah, bertanya kepada diri sendiri, "Bila nanti ketika ajal menjemput, dengan hati apa kita akan menemui Allah?"
Allah berfirman,
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syuura, 26: 88-89)
Nah, Allah sendiri meminta kita untuk menghadap ke hadirat-Nya dengan hati yang bersih (Qolbun Saliim). Segala apa yang ada pada diri kita tidak berguna, kecuali hati, karena hati adalah pusat dari segala sesuatu dalam diri manusia.
Ciri Hati yang Suci
Jika di akhirat nanti kita harus menghadap Allah dengan hati yang suci, maka ketika kita masih di dunia, kita harus mempersiapkannya. Lagipula, Allah tiada melihat seperti apa kondisi tubuh kita atau keelokan wajah kita.
Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak melihat ke tubuhmu atau ke wajahmu, tetapi Dia melihat ke hatimu," dan Rasulullah menunjuk ke arah hati dengan jari-jarinya. (HR Muslim)
Lalu, seperti apa hati yang bersih dan murni itu?
Suatu ketika Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) ditanya: "Mana yang termasuk orang-orang yang terbaik?"
Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) menjawab: "Setiap orang yang murni hatinya dan tulus dalam ucapan."
Para sahabat bertanya lagi: "Tulus dalam ucapan, kami tahu apa ini, tapi apa yang (dimaksud) suci hatinya?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!