Allah berfirman,
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan Qolbun Saliim (hati yang bersih) (QS Asy-Syuura, 26: 88-89)
2. Pendidikan Nafsu
Madrasah Ramadan mendidik jiwa kita agar menjadi jiwa yang tenang (nafsul muthmainnah).
Ciri-ciri jiwa yang tenang adalah:
- Memiliki sumber keinginan yang baik,Â
- dicapai dengan cara yang baik,Â
- dan istiqomah dalam kebaikan (selalu kembali kepada jalan kebenaran apabila sekali waktu tergelincir dalam kesalahan).
Seseorang yang memiliki jiwa yang tenang, bisa dikatakan otomatis khusnul khatimah. Allah sendiri yang berkenan memanggil jiwa-jiwa yang tenang, dan memasukkannya ke dalam surga.Â
Allah berfirman,
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS Al-Fajr, 89: 27-30)
Orang yang memiliki jiwa yang tenang juga akan dimudahkan Allah kelak pada Yaumul Hisab. Sebagaimana yang difirmankan Allah,
maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah (QS Al-Insyiqaq, 84: 8)
3. Pendidikan Akal Pikiran
Puasa Ramadan juga menjadi sekolah bagi akal pikiran. Dalam teori psikologi, orang yang berpuasa dapat mencapai tingkat ketenangan yang luar biasa. Saat berpuasa, gelombang otak kita berada dalam posisi theta yang dihubungkan dengan memori atau daya ingat serta tingkat kesadaran yang tinggi.
Itu sebabnya, orang yang berpuasa bisa fokus pada hal-hal positif karena segala hal negatif terbuang dari pikirannya. Itu sebabnya pula, bulan Ramadan adalah bulan terbaik untuk menghafal Al-Quran karena dalam keadaan puasa, memori atau daya ingat kita berada dalam kondisi puncak.