Jangankan salat 50 waktu, lha wong salat 5 waktu sehari saja banyak umat Islam yang lalai dan enggan menjalankannya.
Salat, Kado Istimewa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
Sejatinya, perintah yang diterima Nabi Muhammad SAW ketika Miraj dan bertemu Allah SWT di Sidratul Muntaha adalah menegakkan salat 50 waktu sehari. Jika dalam sehari semalam semalam kita punya waktu 1440 menit, maka setiap 28 menit sekali kita wajib salat!
Nabi Musa AS paham betul kemampuan kita. Itu sebabnya, sewaktu bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sekembalinya dari Sidratul Muntaha, Nabi Musa menyarankan agar Rasulullah meminta keringanan.
"Kembalilah dan mintalah keringanan. Umatmu tidak akan kuat menjalankan perintah salat lima puluh waktu sehari," kata Nabi Musa.
Rasulullah menuruti nasihat Nabi Musa. Beliau kembali menghadap kepada Allah dan meminta keringanan. Begitulah, setiap kali turun dan bertemu lagi dengan Nabi Musa, Nabi Muhammad disarankan untuk meminta keringanan jumlah waktu sholatnya karena menurut Nabi Musa itu masih terasa berat.
Hingga tersisa perintah salat lima waktu, Nabi Muhammad menolak usulan Nabi Musa untuk kembali dan mengatakan itu sudah cukup. Rasulullah merasa malu kepada Allah karena terus meminta keringanan untuk beribadah kepada-Nya, sementara Allah sudah menunjukkan kepada Nabi Muhammad, betapa luas rahmat dan kasih sayang-Nya kepada manusia.
Tingkatan Orang yang Mendirikan Salat
Allah memerintahkan kita untuk mendirikan salat, bukan sekedar menjalankan atau melaksanakan salat. Di dalam ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan perintah salat, bunyinya adalah "aqimus sholaat", yang artinya mendirikan/menegakkan salat.
"Dirikan salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (dirikan pula salat) Subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS Al-Isra, 17: 78)
Menurut Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Sayyib, orang yang mendirikan salat adalah orang yang berdiri untuk salat, melengkapi dan menyempurnakan hak dan rukun-rukunnya salat. Dia melakukannya dalam batas-batas yang ditentukan syariat dan hatinya dan menempatkan hatinya di hadapan Tuhannya, memandang ke arah-Nya dengan hati yang penuh harap, (hatinya) dipenuhi dengan cinta dan kekuatan-Nya. Hingga dikatakan, salat itu adalah kenikmatan hakiki yang bisa dirasakan manusia di dunia, karena seolah-olah dia melihat dan menyaksikan Allah secara langsung. Â
Sedikit sekali umat Islam yang bisa mendirikan salat, dan benar-benar merasakan nikmatnya salat. Kebanyakan kita melaksanakan salat salat hanya sekedar untuk mengugurkan kewajiban. Sehingga apa yang disampaikan Nabi Musa kepada Nabi Muhammad SAW bahwa umat Islam berat menjalankan perintah salat benar adanya.