Angka 40 termasuk angka penting dalam Islam.
Mengapa?
Selain angka 7, angka 40 termaktub di dalam Al Quran. Allah dalam firman-Nya menyebut angka 40 sebanyak tiga kali di dalam Al-Quran:
Pertama, ketika Nabi Musa lockdown selama 40 hari di Gunung Tursina sebelum akhirnya menerima wahyu Kitab Taurat. Allah berfirman,
"Dan telah kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam, dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: 'Gantikanlah Aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakan". (QS Al-A'raf, 7: 142)
Kedua, Bani Israil harus mengembara berputar-putar di sekitar padang pasir Tursina selama 40 tahun. Allah berfirman,
"(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (Q.S. Al-Maidah, 5: 26).
Dan ketiga, dalam sebuah ayat istimewa yang menerangkan perkembangan usia manusia serta baktinya kepada orangtua. Allah berfirman,
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim." (QS Al-Ahqaf, 46: 15)
Ayat tersebut menyiratkan perkembangan manusia ketika usianya mencapai empat puluh tahun, yakni usia pertengahan hidup setiap manusia, tidak peduli berapa lama dia ditakdirkan untuk hidup di dunia.
Usia empat puluh tahun adalah usia pertengahan, ketika masa muda kita tinggalkan di suatu tempat, dan kemakmuran serta keharuman keturunan kita menunggu di depan.
Pada usia empat puluh, seseorang mulai merasakan kematangan hidup yang diperkuat secara materi, dipersenjatai dengan pengalaman hidup yang kaya. Banyak ilmuwan dan orang-orang kreatif mulai menulis karya mereka yang paling cemerlang pada usia ini.
Pada usia empat puluh, hitungan minggu dikurangi menjadi ukuran hari, dan hari berlalu seperti satu jam. Pada usia empat puluh, kata-kata ibu, ayah, orangtua dan anak-anak memperoleh makna yang berbeda, lebih dalam dan lebih vital.
Hari ini, setelah membalik halaman buku anak-anak favorit saya yang sudah menguning, melihat foto-foto buram di album, dan usai menyediakan keperluan ibu mertua saya yang rambutnya sudah memutih semua, saya membuka tangan dan memohon kepada Sang Pencipta Yang Mahakuasa:
"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H