Pernahkah kita melakukan sesuatu yang kita pikir baik, kepada seseorang yang kita cintai? Baik itu pasangan kita, anak, orangtua atau sahabat?
Namun, ternyata orang-orang yang kita cintai tersebut ternyata tidak merespon, menghargai atau menganggap apa yang sudah kita lakukan itu sebagai sebuah kebaikan dan tanda cinta pada mereka. Kalau hal ini pernah terjadi, bisa jadi karena kita tidak berbicara dengan bahasa cinta mereka!
Konsep bahasa cinta diciptakan dan dikembangkan oleh Dr. Gary Chapman, penulis Amerika, pembicara dan konselor, yang memegang gelar di bidang antropologi dan pendidikan agama. Idenya adalah bahwa kita semua memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan dan mengalami cinta atau kasih sayang, tidak hanya dalam hubungan romantis antara pasangan, tetapi juga dalam hubungan lain seperti antara orang tua dan anak-anak, dengan teman, dll.
Menurut Dr. Chapman, ada lima bahasa cinta umum: hadiah, waktu berkualitas, tindakan pelayanan, kata-kata penegasan (afirmasi), dan sentuhan fisik non-seksual. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa kita semua memiliki satu bahasa cinta primer, dan kita mungkin juga memiliki bahasa cinta sekunder.
Akibatnya, jika kita "berbicara" dengan bahasa cinta yang salah, orang yang menerimanya mungkin tidak memperhatikan gerak tubuh kita sebagai tindakan cinta. Misalnya, jika kita memberikan pujian kepada seseorang yang bahasa cinta utamanya adalah waktu berkualitas, mereka mungkin tidak merasa dicintai atau dihargai, kecuali jika kita benar-benar duduk bersama mereka untuk minum teh dan mengobrol.
Dari kelima bahasa cinta yang diteorikan Dr. Chapman, kata-kata penegasan adalah yang paling mudah kita lakukan. Ketika kita berbicara dan menegaskan rasa cinta kita, sama artinya dengan kita mengungkapkan apa yang ada dalam jiwa. Ekspresi verbal cinta adalah kata-kata yang menunjukkan kasih sayang kita kepada orang yang kita cintai.
Kata-kata cinta adalah cara sederhana dan efektif untuk memperkuat ikatan cinta di antara pasangan. Kita bisa belajar dari kehidupan Rasulullah Saw dalam menggunakan ekspresi verbal cinta untuk memperkuat ikatan cintanya.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan, suatu ketika sahabat Amr bin Ash bertanya kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, siapa (orang) yang paling Anda cintai (saat ini)?"
Rasulullah menjawab tegas, "Aisyah!" (HR Tirmidzi)
Hadis tersebut memperlihatkan bagaimana Rasulullah Saw seolah ingin menyatakan kepada seluruh dunia bahwa ia mencintai istrinya Aisyah lebih dari siapa pun di dunia.
Dalam hadis-hadis lainnya, Rasulullah Saw juga sering memanggil istrinya dengan panggilan khusus yang menunjukkan rasa cintanya. Seperti Aisyah yang dipanggil Binti Khumairo karena pipi Aisyah yang sering merona merah jambu.
Kata-kata seringkali lebih memiliki makna yang luar biasa, sekalipun kata-kata itu terdengar tidak penting atau romantis. Dengan mengungkapkan perasaan syukur terhadap keberadaan orang yang kita cintai, atau kekhawatiran terhadap mereka, kita menciptakan motivasi dan akan menerima cinta khusus sebagai sebagai imbalannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H