Mendengar tanggapan Bahlul, Junaidi Al-Baghdadi bingung. Dia merasa jawabannya benar, sesuai dengan tuntunan Sunah Rasulullah Saw. Dalam hati kecilnya, Junaidi mulai meragukan keadaan Bahlul dan menganggap Bahlul sudah kehilangan akal sehat.
Namun, Junaidi Al-Baghdadi merasa penasaran juga dengan jawaban yang benar menurut versi Bahlul. Maka ditahannya Bahlul dan meminta Bahlul memberikan jawaban atas pertanyaannya tersebut.
"Tolong bimbing saya," katanya dengan rendah hati kepada Bahlul.
"Yah, kalau Anda memaksa," kata Bahluul. "Pahamilah, tidak ada gunanya berbicara lembut jika Anda berbohong atau memfitnah. Juga, tidak ada artinya  mengingat Allah sebelum makan jika makanan yang Anda makan itu makanan haram, atau jika makanan itu dibeli dengan uang yang haram, atau yang lebih buruk lagi, dengan uang milik anak yatim atau janda. Dan apa gunanya tidur setelah berwudhu dan menyebut nama Allah, jika hati Anda penuh dengan kebencian, kecemburuan, dan permusuhan terhadap saudara-saudaramu yang beriman?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H