Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Slow Living", Tren Gaya Hidup Baru untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik

1 Desember 2021   08:07 Diperbarui: 2 Desember 2021   09:15 4106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi slow living. Sumber: depositphotos.com/Sata Creative

Dari sana kemudian berkembang gaya hidup inti yang mendorong pendekatan yang lebih lambat untuk aspek kehidupan sehari-hari. Gaya hidup minimalis, yang dipopulerkan Marie Kondo beberapa tahun terakhir, juga terinspirasi dari gerakan slow food tersebut.

Popularitas gaya hidup minimalis Marie Kondo bukan suatu kebetulan. Pesannya tentang menyederhanakan hidup dengan membersihkan kelebihan bergema tajam dengan suasana waktu. Banyak orang yang sadar dan kemudian mengambil langkah-langkah untuk menghindari kemunduran dalam kehidupan aktivitas tergesa-gesa yang tidak terkendali dengan mengatur ulang karier, memindahkan, dan bahkan mematikan teknologi. Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang bagi kenikmatan hidup yang lebih nyata.

Seiring waktu, beberapa praktisi hidup lambat menggunakan istilah SLOW sebagai akronim untuk menunjukkan berbagai masalah yang menjadi fokus gaya hidup lambat. Huruf 'S' mengacu pada sustainable (berkelanjutan), yang berarti memiliki dampak yang terbatas. 

Huruf 'L' mengacu pada local, artinya menggunakan bahan dan produk yang secara geografis dekat dengan orang tersebut atau diproduksi di dekat mereka. 

Huruf 'O' mengacu pada organic, yang berarti menghindari produk yang telah direkayasa secara genetik atau diproduksi secara massal. 

Terakhir, 'W' mengacu pada whole (keseluruhan), artinya tidak diproses. 

Manfaat Slow Living untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik

Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari gaya hidup slow living ini untuk memperbaiki kualitas hidup kita, di antaranya:

  • Lebih sedikit stres: Setiap kali kita memutuskan untuk hidup dengan penuh kesadaran di dunia nyata, stres berkurang.
  • Lebih banyak waktu: Mengatakan ya hanya untuk hal-hal yang paling penting bagi kita dalam hidup akan memberikan kita lebih banyak waktu luang secara signifikan
  • Lebih sedikit penyakit tubuh dan pikiran: Faktanya, banyak penyakit fisik dan mental berasal dari gaya hidup modern yang serba cepat. Makanan instan dan fast food, serta overthinking akibat notifikasi telah menghinggapi banyak orang yang mengagungkan kesibukan tanpa arti.
  • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas: Mitos multi-tasking membuat kita tersesat dalam roda produktivitas yang hilang. Sederhanakan dan fokus untuk mendapatkan kembali diri kita yang paling produktif.
  • Lebih banyak kebahagiaan: Fokus hidup lambat adalah tentang membiarkan lebih banyak momen kegembiraan ke dalam hidup kita.
  • Hubungan pribadi yang lebih baik: Memprioritaskan apa yang paling penting dalam hidup melibatkan penempatan keluarga, teman, dan pekerjaan dalam urutan yang benar.

Cara Menerapkan Gaya Hidup Slow Living

Bagaimana cara menerapkan gaya hidup slow living ini?

Kehidupan yang lambat sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip penyederhanaan dan minimalisme yang telah ada selama ribuan tahun. Jika kita ingin masuk ke gaya hidup lambat, kebiasaan kecil namun konsisten adalah cara terbaik untuk berlatih:

  • Makan makanan kita dengan penuh perhatian (mindful eating). Perhatikan rasa dan tekstur makanan kita, bukan memerhatikan TV atau ponsel
  • Sering istirahat dari perbudakan teknologi. Matikan semua notifikasi jika memungkinkan untuk efek yang lebih besar
  • Batasi waktu yang kita habiskan di media sosial
  • Jika kita memiliki banyak waktu luang yang tidak produktif ,  misalnya saat dalam perjalanan kerja (commuting), isilah dengan sesuatu yang bermanfaat: membaca buku, atau menghafalkan Al-Quran
  • Katakan "tidak" untuk hal-hal yang tidak benar-benar kita nikmati
  • Bekerja dalam banyak waktu dan pada satu tugas --- tanpa multi-tasking
  • Banyak istirahat selama hari kerja yang panjang: jangan membuang waktu untuk sesuatu yang pada akhirnya menganggu konsentrasi dan pikiran kita
  • Sering menghabiskan waktu di luar ruangan, berolahraga atau hanya terhubung dengan alam, bukan menghabiskan waktu di dunia maya
  • Rapikan pekerjaan dan ruang hidup kita. Singkirkan barang-barang yang jarang atau tidak pernah kita gunakan lagi (decluttering)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun