Sumber cahaya biru buatan berasal dari perangkat elektronik dan digital yang kita gunakan sehari-hari: ponsel, televisi, laptop, serta lampu neon dan lampu LED yang hemat energi.
Efek Negatif Cahaya Biru Bagi Kesehatan Mata dan Kulit
Di zaman ini, sebagian besar pekerjaan kita dilakukan secara online atau dengan perangkat genggam. Misalnya, 60% orang menghabiskan lebih dari enam jam per hari di depan perangkat digital. Kondisi ini membuat kita terlalu banyak terpapar efek cahaya biru. Di siang hari sudah terena cahaya biru dari matahari, di malam hari kita terpapar cahaya biru dari lampu LED di rumah, layar ponsel, layar televisi atau layar laptop.
Di satu sisi, banyak penelitian menunjukkan efek negatif paparan cahaya biru. Tak hanya pada mata (kelelahan mata hingga mata kering), tingginya paparan cahaya biru juga dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan fisik dan mental akibat kita terlalu lama menatap layar komputer atau perangkat elektronik lainnya.
Penelitian terbaru menunjukkan, paparan cahaya biru juga dapat menyebabkan terhambatnya proses regenerasi kulit sehingga kulit kita cepat keriput dan terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya.Â
Cahaya Biru Mempercepat Penuaan Kulit
Menurut Koko Hayashi, ahli kecantikan Jepang dan pendiri Mirau Clinical, penelitian di Jepang telah menemukan bahwa "cahaya biru", atau High Energy Visible/HEV (cahaya tampak berenergi tinggi) yang dipancarkan dari ponsel, komputer, dan perangkat elektronik lainnya, menembus lebih dalam ke lapisan kulit daripada sinar UV matahari dan karenanya mempercepat penuaan.
"Kerusakannya benar-benar lebih buruk daripada UVB atau UVA, [menekan] kulit lebih dalam, di mana kolagen atau asam hialuronat atau elastin berada," kata Hayashi.
Inilah sebabnya mengapa dokter kulit memperingatkan paparan ekstensif terhadap cahaya energi tinggi yang terlihat (HEV) yang dipancarkan dari ponsel, tablet, atau layar komputer karena menyebabkan kerusakan pada kulit - dan pada akhirnya menyebabkan penuaan dini.
"Menurut penelitian, cahaya biru yang dipancarkan oleh perangkat elektronik kita menembus lebih dalam ke lapisan kulit daripada sinar UV matahari. Paparan 60 menit saja sudah cukup untuk memicu masalah yang berhubungan dengan kulit."
Dermatologis percaya bahwa jika kita menghabiskan empat sampai delapan jam hari kerja di depan komputer atau ponsel, kita akan terkena jumlah energi yang sama dengan 20 menit di bawah sinar matahari tengah hari.
Berulang-ulang dari waktu ke waktu, paparan cahaya biru dari perangkat elektronik ini ditambah dengan paparan harian dari matahari dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh, membuat penuaan lebih cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H