Namun, tantangan sesungguhnya bagi guru TK adalah bagaimana menghadapi berbagai macam tipe dan karakter anak dalam satu sesi pembelajaran. Ada anak yang ceriwis dan suka mengganggu temannya. Ada anak yang pendiam dan malu-malu. Ada anak yang cerdas dan bisa langsung menangkap perintah gurunya. Ada anak yang harus dibimbing dengan pelan-pelan sebelum akhirnya bisa memahami. Semua karakter kepribadian ini harus dibimbing secara adil. Semua anak harus mendapat porsi pelajaran yang sesuai dengan kemampuan pemahaman mereka.
Menjadi guru TK itu menantang sekaligus menyenangkan. Menghadapi wajah-wajah polos nan lucu, dunia saya menjadi segar. Ada saja tingkah laku lucu dan menggemaskan yang dilakukan anak-anak selama minggu pertama PTMT.
Ketika anak-anak saya bawa ke ruangan TPQ, mereka sangat senang karena tidak perlu duduk di kursi. Di ruangan itu mereka bisa duduk santai berselonjor. Bahkan seorang anak tanpa malu-malu langsung merebahkan tubuhnya.
"Enak Pak Himam. Di sini bisa tidur," kata murid saya.
Terkadang, justru dari anak-anak itulah saya mendapat pelajaran tambahan. Suatu ketika, seorang anak mengadukan temannya karena mengucapkan kata kotor. Setelah saya nasihati bahwa perkataan yang diucapkannya itu tidak baik, seorang teman perempuannya tiba-tiba berkata,
"Setiap perkataan itu doa lho."
Nah, nasihat saya malah kalah tajam dibandingkan perkataan murid saya sendiri.
Menjadi guru TK benar-benar pilihan karier atau profesi yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tapi, mungkin inilah jalan takdir terbaik yang dipilihkan oleh Allah. Jalan takdir yang membuat dunia saya terasa begitu indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H