Setiap hewan memiliki pengetahuan tentang kematian. Mereka mengenali sekaligus memberitahu makhluk hidup lainnya di sekitar mereka, tanda-tanda kedatangan Malaikat Maut.
Gajah misalnya, akan memisahkan diri dari kelompoknya apabila dirinya sudah tua dan merasa ajal akan menjemputnya. Bagaimana dengan hewan peliharaan, seperti kucing di rumah?
Sampai saat ini, saya sudah 3 kali menguburkan kucing yang mati di rumah. Pertama Pedro, kucing kecil berusia sekitar 4 bulan yang dibuang orang. Nyawanya tak terselamatkan meski sudah sekuat tenaga saya mengobati dan memberinya makan.
Kedua Felis. Kucing peliharaanku yang berusia 6 bulan mati, dengan dugaan habis memakan makanan beracun. Entah tikus yang terkena racun atau makanan lain yang bercampur racun.
Ketiga, baru kemarin malam Patris, saudara kandung Felis mati. Sejak Felis mati, Patris jadi sakit-sakitan. Puncaknya, tubuhnya terserang jamur scabies yang membuat kulitnya menjadi kaku. Meski sudah kusemprot dengan cairan obat scabies, dan kuberi berbagai macam vitamin kucing, Patris tak terselamatkan.
Saat ketiga kucing saya mati, saya tak terburu-buru menguburkan mereka. Pedro misalnya, dia mati pagi hari dan baru saya kubur sore harinya. Sementara Patris yang mati selepas Maghrib, baru saya kubur esok paginya.
Ada alasan tersendiri mengapa saya menunda menguburkan tubuh kucing saya yang sudah tidak bernyawa. Saya ingin kucing-kucing lain di rumah, bisa memberikan penghormatan terakhir kepada saudara sepengasuhan mereka.
Ketika Pedro, Felis dan Patris mati, saya tempatkan tubuh mereka di kandang. Saya bungkus tubuh yang sudah dingin itu dengan kain, terbungkus rapat agar tidak meninggalkan bau.
Kemudian, ketika kucing-kucing lain masuk ke dalam rumah untuk makan, mereka menghampiri kandang berisi jasad saudaranya tersebut. Hidung mereka mengendus, dan mata menatap sendu ke arah jasad yang terbungkus kain. Lalu mereka mengeong, seolah mengucapkan salam perpisahan atau doa.
Boleh percaya boleh tidak, begitulah yang terjadi.
Saya menceritakan kisah ini bukan untuk ditertawakan, tetapi hanya untuk menyampaikan ide yang, pada saat berduka atas kehilangan, seseorang mungkin tidak berpikir untuk memikirkannya. Ini adalah ritual yang sangat mudah namun sering  diabaikan.Â
Jadi, jika kamu memiliki hewan peliharaan, dan salah satunya mati --- seperti kita semua --- jangan terlalu terburu-buru menguburkannya. Biarkan dia berbaring untuk sementara waktu dalam keadaan damai dan tenang. Biarlah saudara-saudara mereka berkumpul untuknya, menyampaikan rasa duka dan salam perpisahan. Karena saya percaya, hewan juga punya empati kedukaan. Mereka merasakan kesedihan yang mendalam saat mengetahui saudaranya sudah tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H