Seorang profesor mengawali kuliahnya dengan berdiri di depan kelas sambil memegang cangkir. Segumpal asap yang mengepul diiringi harum kopi menjadi penanda cangkir itu berisi kopi hangat.
"Farhan, coba maju sebentar," kata profesor kepada salah seorang mahasiswanya.
Mahasiswa yang bernama Farhan berdiri, lalu maju ke depan kelas. Semua mata memandang ke depan.
Setelah Farhan berada di depan, si profesor menghampirinya sambil tetap memegang cangkir. Entah sengaja atau tidak, tiba-tiba tangan sang profesor menyenggol lengan Farhan. Tentu saja Farhan langsung kaget dan berusaha menghindari tumpahan cairan di dalam cangkir.
"Aduh, mohon maaf Farhan," kata sang profesor.
"Tidak apa-apa prof," kata Farhan nyengir.
Sang profesor meletakkan cangkirnya di atas meja, lalu menatap para mahasiswanya dan bertanya,
"Ada yang tahu mengapa saya tadi menumpahkan kopi di cangkir?"
Semua mahasiswa di ruang kuliah itu terdiam, berpikir mencari jawaban yang paling tepat, atau setidaknya mendekati tepat. Karena mereka tahu, profesor mereka seorang yang unik. Jawaban dari pertanyaan yang diajukannya seringkali tidak terduga.
"Karena saya menyenggol lengan profesor yang memegang cangkir," jawab Farhan dengan hati-hati. Meskipun dalam hati Farhan justru merasa si profesor-lah yang sengaja menyenggolnya hingga kopi di dalam cangkirnya tumpah.