Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Engkong Felix, Sadarlah Sekarang Bukan Lagi Jamannya Kompasianer Kolonial

16 Agustus 2021   13:24 Diperbarui: 16 Agustus 2021   13:27 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaman ini milik Kompasianer dan pembaca milenial, yang tidak membutuhkan artikel-artikel serius nan bernas (ilustrasi dok.pri)

Engkong Felix mengeluh itu sudah biasa. Namanya juga orang tua, sering rewel. Ada saja yang dikeluhkan.

Orang tua juga seringkali tidak bisa move on. Masih suka membayangkan romansa masa lalu. Engkong Felix juga begitu. Dirinya merasa masih tinggal di jaman dulu. Jaman di mana tulisan-tulisannya sering jadi Artikel Utama di Kompasiana. Jaman ketika Kompasiana disesaki para penulis "besar" politik yang tulisannya sangat berani dan selalu menangguk ribuan pembaca.

Itulah yang dikeluhkan Engkong Felix baru-baru ini. Si Engkong mengeluh Kompasiana sekarang penuh dengan -- meminjam istilah yang diciptakan Engkong Felix - artikel politrik yang sering auto-Headline.

Seperti kebanyakan orang tua, Engkong Felix tidak sadar jaman sudah berubah. Sama seperti ibu mertua saya yang menyangka presiden Indonesia masih tetap Soeharto. 

Padahal kita tahu, setiap peradaban punya masanya sendiri. Beda jaman beda gaya dan perlakuan.

Begitu pula dengan Kompasiana. Sebagai media yang menggantungkan napasnya pada iklan dan pembaca, sudah tentu Kompasiana harus tumbuh dan berkembang mengikuti jamannya.

Kalau pembaca sekarang menginginkan tulisan-tulisan sopiler, eh maaf, spoiler manganime (manga dan anime), Kompasiana ya harus mengikuti selera ini. Kalau pembaca butuh politrik, artikel seputra tip dan trik, Kompasiana harus menyediakan ruang besar bagi penulis-penulisnya.

Hubungan Kompasiana sebagai media, dengan pengiklan dan pembaca itu seperti segitiga sama sisi. Pengiklan butuh media dengan pemirsa yang besar, pembaca butuh artikel sesuai selera mereka, dan media butuh pengiklan untuk menghidupi dirinya.

Sebagai social blogging atau platform blog bersama, Kompasiana adalah entitas bisnis. Sebagai entitas bisnis, tentu yang dipikirkan Kompasiana bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Karena itu, wajar apabila demi kelangsungan hidupnya Kompasiana mengejar jumlah pembaca sebanyak-banyaknya. Demi pemasukan dari iklan atau sponsorship, Kompasiana terus melecut Kompasianer agar bisa menulis artikel yang dibaca banyak orang.

Termasuk dengan memberi iming-iming K-Rewards. Termasuk pula di antaranya adalah dengan menghadirkan topik-topik yang dianggap lebih disukai pembaca. Topik-topik yang ringan, yang kadang nyerempet masalah-masalah pribadi

Makanya, saya minta Engkong Felix sadar diri. Sekarang bukan jamannya Kompasianer Kolonial seperti dirinya. Jaman ini milik Kompasianer dan pembaca milenial, yang tidak membutuhkan artikel-artikel serius nan bernas seperti yang biasa ditulis Engkong Felix.

Kalau Engkong Felix ingin mengikuti jejak penulis-penulis milenial, minimal ubahlah gaya tulisannya. Pilih topik yang disenangi generasi milenial. Tulis dengan gaya santai, tanpa ada kesan menggurui.

Tapi kalau tujuan Engkong Felix adalah untuk mengekspresikan diri, menuangkan ide-ide kreatif serta yang paling penting adalah, memberi sumbangsih literasi bermanfaat bagi anak bangsa, tak usah dihiraukan sepak terjang Kompasianer Milenial itu. Terlepas dari kreativitas mereka di Kompasiana malah menghadirkan adanya pseudo-literasi alias literasi semu.

Toh, Engkong Felix pernah merasakan masa kejayaan. Jadi sekarang gantian. Biarkan mereka-mereka yang muda ini berekspresi sesuai kehendak jiwa mereka. Bagaimanapun juga, kepuasan menulis tidak diukur dari nilai atau jumlah pembaca. Melainkan bagaimana tulisan itu bisa memberi pengaruh dan manfaat kepada para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun