Saat itu menjelang Perang Tabuk, Kerajaan Romawi sedang membangun kekuatan dan mengancam umat Islam. Rasulullah Saw yang menyadari ancaman tersebut meminta kaum muslim menyiapkan diri, baik harta maupun jiwa.
Nabi Saw kemudian meminta umat Islam di Madinah untuk berinfak dalam rangka mempersiapkan pasukan yang akan berperang melawan Romawi. Segenap kaum muslim menyambut ajakan ini dengan antusias. Namun tidak ada yang lebih antusias dibandingkan Umar bin Khattab.
Kebetulan ketika itu Umar punya kelebihan harta. Begitu mendengar Rasulullah Saw meminta kaum muslimin berinfak di jalan Allah, hati Umar langsung berikrar, "Berkali-kali Abu Bakar melampauiku dengan sedekahnya. Kali ini, dengan karunia Allah yang memberi kelebihan harta kekayaan, aku akan melebihi sedekahnya Abu Bakar."
Umar bergegas pulang ke rumah dan mengumpulkan semua harta yang dimilikinya. Umar kemudian membagi harta itu menjadi dua bagian: satu bagian ditinggalkan untuk menghidupi keluarganya, dan satu bagian lagi dibawanya untuk disedekahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Ketika Rasulullah Saw melihat Umar bin Khattab membawa harta yang begitu banyak, beliau bertanya, "Apakah kamu memikirkan anak keturunanmu yang datang kemudian, wahai Umar?"
Umar menjawab, "Aku menyisihkan setengah dari harta kekayaanku untuk mereka."
Tanpa diketahui Umar, ternyata Abu Bakar sudah menyedekahkan hartanya. Jika Umar membagi dua hartanya dan separuh bagian diinfakkan di jalan Allah, maka Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya.
Hingga Rasulullah pun menegur Abu Bakar dan bertanya,
"Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?"
Abu Bakar menjawab, "Yang akan mencukupi keluargaku adalah Allah dan Rasul-Nya."