Konsep mendidik a la Luqman Hakim yang menekankan bentuk pelarangan (Say NO to Children) membuat anak-anak tumbuh dengan kepatuhan dan penghormatan kepada orangtuanya. Kreativitasnya terarah dengan baik dan positif karena dia punya pilihan-pilihan yang baik dampak dari pelarangan orangtuanya terhadap pilihan yang buruk dan keliru.
Sebaliknya, membuang kata "jangan" justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai. Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya. Dan kelak, ia tidak berzina bukan karena takut azab Allah, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orangtuanya.
Anak-anak seperti ini akan tumbuh tanpa sense of syariah, tipis kepeduliannya tentang syariat agama. Ia tidak memedulikan amar makruf nahi munkar karena baginya setiap perbuatan adalah pilihan masing-masing orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H