Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bulan Zulhijah adalah Musim Ibadah yang Membawa Berkah

11 Juli 2021   08:26 Diperbarui: 11 Juli 2021   08:28 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepuluh hari pertama Zulhijah adalah hari-hari yang penuh berkah bagi setiap umat Islam (ilustrasi diolah pribadi)

Bulan Zulhijah adalah musim ibadah yang membawa berkah, manfaat dan kesempatan untuk memperbaiki iman kita. Di bulan ini, ada beberapa jenis ibadah yang membawa banyak pahala, membawa setiap hamba lebih dekat kepada-Nya. Mulai dari ibadah haji, ibadah puasa sunah pada hari Arafah, dan ibadah sunah mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid sejak hari pertama Zulhijah. Puncaknya adalah Hari Raya Iduladha, Hari Raya Pengorbanan. 

Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah

Bulan Zulhijah termasuk dalam 4 bulan yang istimewa di sisi Allah yang disebut bulan haram, yakni 3 bulan berturut-turut Zulqoidah, Zulhijah,  dan Muharram serta Rajab. Pada 4 bulan haram ini, setiap kebajikan akan dilipatgandakan pahala kebaikannya, dan begitu pula sebaliknya, setiap keburukan atau dosa juga akan dilipatgandakan siksaannya.

Sepuluh hari pertama Zulhijah adalah hari-hari yang penuh berkah bagi setiap umat Islam. Baik yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun yang belum berkesempatan melakukannya.

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada amal yang lebih baik dari perbuatan pada hari ini (10 hari pertama Zulhijah)."

Para sahabat bertanya: "Bahkan Jihad (berjuang di jalan Allah) tidak?"

Beliau Saw menjawab: "Tidak juga jihad karena Allah, kecuali jika seseorang keluar dengan mempertaruhkan dirinya dan hartanya karena Allah, dan tidak kembali dengan membawa apa-apa." (HR Bukhari).

Pada sepuluh hari pertama Zulhijah ini pula Allah bersumpah dengan mengatakan:

"Demi Fajar, sampai sepuluh malam." (QS Al-Fajr, 89: 1-2).

Rasulullah Saw bersabda,

"Tidak ada hari yang lebih besar bagi Allah atau lebih banyak amalnya, dicintai-Nya dari sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Zulhijah), maka perbanyaklah Tahlil, Takbir, dan Tamhidmu di hari-hari ini." (HR Ahmad).

Sunah Membaca Takbir Sejak Hari Pertama Zulhijah

Pada sepuluh hari pertama Zulhijah, umat Islam dianjurkan untuk melakukan dua macam takbir. Yang pertama adalah Takbir Muthlaq, yakni mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid yang tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu secara sendiri-sendiri. Bagi laki-laki dianjurkan dengan mengeraskan suara ketika berada di tempat umum atau tempat yang ramai lainnya.

Ibnu 'Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik."

Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. (HR Bukhari).

Selain Takbir Muthlaq, pada bulan Zulhijah umat Islam juga disunahkan melakukan Takbir Muqoyyad, yakni mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid yang dilakukan pada waktu tertentu, yaitu setelah salat wajib berjamaah.

Bagi umat Islam yang tidak berhaji, Takbir Muqoyyad ini dilakukan mulai usai salat Subuh pada hari Arofah (tanggal 9 Zulhijah) hingga waktu Ashar pada hari tasyrik terakhir (tanggal 13 Zulhijah). Sedangkan bagi umat Islam yang sedang melakukan ibadah haji dimulai pada waktu shalat Dhuhur di hari raya (10 Zulhijah) hingga hari tasyrik terakhir.

Mengenai lafaz takbir ini, tidak ada hadis yang merujuk langsung pada Rasulullah Saw. Namun para ulama menyandarkannya pada para sahabat Nabi. Di antara lafaz takbir yang umum dikumandangkan adalah seperti yang dicontohkan sahabat Ibnu Mas'ud r.a:

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-Hamd."

(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan milik Allah semua pujian) (HR Daruqutni).

Hari Arafah dan Hari An-Nahr di bulan Zulhijah

Hari Arafah, yakni hari kesembilan bulan Zulhijah adalah hari ketika umat Islam yang menunaikan ibadah haji berkumpul di Padang Arafah, berdoa memohon pengampunan kepada Allah Swt. Aisyah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

"Tidak ada hari di mana Allah membebaskan lebih banyak orang dari neraka daripada hari Arafah. Dia mendekat dan mengungkapkan kebanggaan-Nya kepada para malaikat dengan mengatakan, 'Apa yang orang-orang ini (haji) inginkan?'" (HR Muslim).

Pada Hari Arafah ini, umat Islam disunahkan untuk berpuasa, kecuali bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji.

Dalam sebuah hadis, para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw tentang puasa pada hari Arafah. Rasulullah Saw bersabda: " Puasa Arafah menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun berikutnya." (HR Muslim).

Puncak dari musim ibadah di bulan Zulhijah adalah Hari Raya An-Nahr, yakni pada hari kesepuluh Zulhijah. Dinamakan Hari Raya An-Nahr karena pada hari ini umat Islam melakukan ritual penyembelihan hewan kurban.

Rasulullah Saw bersabda, "Hari-hari yang paling baik di sisi Allah adalah hari an-Nahr, kemudian hari al-Qarr (hari dimana umat Islam yang berhaji tinggal di Mina)." (HR Abu Dawud).

Rasulullah Saw juga bersabda: "Hari fitrah (Idulfitri), hari an-Nahr (Iduladha), dan hari-hari Tasyrik (tiga hari setelah Iduladha) adalah hari-hari raya kita; Itu adalah hari-hari makan dan minum." (HR Ahmad).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun