Menggunakan "Logika" Allah dalam Menghadapi Kesulitan
Sebagai manusia, kita selalu menganggap kesulitan menyebabkan penderitaan. Kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari menjadi penyebab munculnya kecemasan dan kekhawatiran yang berujung pada rasa menderita. Inilah logika manusia.
Di satu sisi, Allah berfirman,
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS Ash-Sharh, 94: 5-6) .
Inilah "logika" Allah. Kalau kita menggunakan "logika" Allah ini, artinya kesulitan itu penyebab kemudahan. Ketika menggunakan logika ini, ekpresi sewaktu mendapat kesulitan bukan putus asa, tetapi harapan bahwa akan datang kemudahan. Semakin besar kesulitan yang kita hadapi maka semakin besar pula kemudahan yang akan kita dapatkan.
Orang yang menggunakan "logika" Allah merangkul kesulitan hidup dengan baik dengan harapan Allah berkenan memberikan kemudahan yang lebih besar.
Sama halnya dengan kesulitan hidup di saat pandemi seperti ini. Alih-alih menolak kenyataan dan terus mengkhawatirkan apa yang akan terjadi kelak, lebih baik kita fokus untuk memanfaatkan hari ini, saat ini juga, dengan segala potensi yang kita miliki. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi kita untuk mensyukuri setiap berkah-Nya.
Mensyukuri Setiap Nikmat yang Kita Peroleh
Kapan terakhir kalinya kita bersyukur atas nikmat dan karunia Allah?
Mungkin saat menerima nikmat yang sangat besar, atau ketika terlepas dari ujian hidup yang begitu memberatkan. Padahal, nikmat Allah yang kita peroleh begitu banyaknya, tak terhitung jumlahnya.
Kurangnya rasa syukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah pada kita bisa membuat diri kita cepat bosan dan ujung-ujungnya merasa stress atau menyalahkan keadaan.
Di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa bukan KEBAHAGIAAN yang membuat kita BERSYUKUR. Namun rasa SYUKURLAH yang akan membuat kita BAHAGIA.
Berprasangka Baik Terhadap Setiap Ketentuan Allah
Optimis pada ketentuan Allah dan selalu berprasangka baik terhadap ketetapan Allah, itulah yang diajarkan agama Islam dalam setiap doa yang kita panjatkan. Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan ikhtiar dan melakukan sebab terkabulnya doa serta menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa.
Rasulullah Saw dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bersabda,
Allah Swt berfirman,
"Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku" (Muttafaqun 'alaih).
Hadis ini mengajarkan kita agar selalu husnudhon (berprasangka baik) pada Allah dan memiliki sikap penuh harap kepada-Nya. Sebagian ulama berpendapat, makna hadis ini adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan.
Sebagai manusia beriman kita harus yakin bahwa pandemi Covid-19 ini tak akan bisa terjadi tanpa adanya ijin Allah. Kita harus yakin bahwa ini ketetapan Allah yang sudah pasti dan kita harus meyakininya. Sedangkan apapun yang merupakan ketetapan Allah bagi manusia yang beriman tentu ini adalah yang "terbaik" bagi umat-Nya meski kelihatannya bagi kita sebagai manusia merupakan keburukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H