Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Menjawab Pertanyaan Tersulit Dalam Wawancara Kerja Di Perusahaan Multinasional

28 Juni 2021   07:20 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:27 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap proses rekrutmen dan wawancara kerja di perusahaan nasional atau multinasional melampirkan dua pertanyaan ini (ilustrasi: Getty Image/fool.com)

Bagian tersulit dari wawancara kerja  adalah menjawab pertanyaan berikut ini:

"Mengapa Anda meninggalkan pekerjaan terakhir Anda?"

Atau dalam versi lain:

"Mengapa Anda mencari pekerjaan baru?"

Hampir bisa dipastikan, setiap proses rekrutmen dan wawancara kerja baik itu di perusahaan nasional atau multinasional melampirkan dua pertanyaan tersebut. Jawaban dari pertanyaan tersebut seringkali menjadi penentu hasil akhir wawancara kerja: diterima atau ditolak!

Sebagai calon pekerja, bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan itu?

Jangan bohong           

Pertama dan paling penting adalah jangan berbohong atau mengarang cerita. Terkadang, alasan kita keluar dari pekerjaan lama berada di luar kendali. Jika kamu keluar dari pekerjaan lama karena terkena PHK akibat perampingan perusahaan atau penghapusan posisi, tak perlu membohongi fakta ini. Katakan saja yang sebenarnya.

Jika kamu dipecat karena masalah kinerja, jangan mencoba berbohong dan menceritakan alasan lainnya. Bicarakan apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman itu, misalnya komitmenmu untuk menjadi karyawan yang baik dan bekerja lebih keras.

Bersikap jujur, terutama tentang situasi yang buruk, menunjukkan bahwa kamu memiliki integritas.

Jaga agar tetap profesional, bukan pribadi

Mungkin, salah satu alasan kamu meninggalkan pekerjaan lama adalah alasan pribadi. Tidak cocok dengan atasan  atau rekan kerja yang toksik, atau apa pun yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, itu semua adalah alasan yang valid.

Tetapi, alasan seperti itu tidak perlu diberitahukan kepada pewawancara kerja. Lingkungan kerja adalah lingkungan profesional. Saat wawancara kerja, tak perlu mendramatisirnya dengan menceritakan hal-hal pribadi. Tetap berpihak pada profesionalitas dan bicarakan tentang pekerjaanmu sendiri.

Jangan berbicara negatif

Sekalipun lingkungan kerjamu yang sebelumnya toksik, jangan pernah membicarakannya saat wawancara kerja. Jangan berbicara negatif tentang pekerjaan, atasan, manajer, atau rekan kerjamu di tempat kerja yang lama. Sekalipun salah satu hal itu menjadi alasan kamu meninggalkan pekerjaanmu.

Seringkali, pewawancara kerja menginginkan jawaban yang konstruktif, bukan kritik. Jawaban negatif menunjukkan dirimu secara negatif pula. Hindari mengatakan apa pun yang dapat diartikan sebagai keluhan.

Hindari jawaban yang umum

Jawaban umum adalah cara paling pasti yang bisa menghilangkan minat pewawancara kerja.

Seperti apa jawaban umum itu?

"Saya ingin tantangan baru."

"Saya ingin mencari lebih banyak peluang."

"Saya ingin lebih sukses."

Jawaban seperti ini tidak menunjukkan secara pasti tentang siapa dirimu secara profesional. Alih-alih memberi jawaban umum, lebih baik kamu menjelaskan mengapa kamu menginginkan pekerjaan itu. Misalnya, Pekerjaan ini sesuai dengan keterampilan yang saya miliki.

Jangan menjelaskan secara berlebihan

Hal terakhir yang harus kamu lakukan saat wawancara kerja adalah, jangan menjelaskan secara berlebihan. Buat jawabanmu tetap singkat dan ringkas, dan hanya bicarakan tentang apa yang paling relevan dengan pekerjaanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun