Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menerapkan Filosofi Seni Merangkai Bunga dalam Menulis

23 Juni 2021   08:25 Diperbarui: 23 Juni 2021   09:15 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis pada prinsipnya juga sama dengan seni merangkai bunga (unsplash.com/Nathalie Jolie)

Waktu duduk di bangku SMP dulu, hampir semua teman cowok memilih mata pelajaran pilihan Elektronika. Sementara yang cewek, kalau tidak Tata Busana ya Tata Boga. Aku sendiri memilih jalan tengah, pelajaran Tata Graha alias seni menata rumah. Ya, mata pelajaran ini seperti jalan tengah bagi siswa yang tidak ingin ribet mengatur kabel-kabel listrik, atau tidak ingin terlalu feminin.

Salah satu materi pelajaran Tata Graha yang kuterima waktu itu adalah seni merangkai bunga. Pelajaran ini didasarkan pada seni tradisional Jepang, Ikebana yang pada prinsipnya adalah meniru alam dan meletakkannya dalam vas, menggunakan bunga dan tanaman yang berbeda.

Seiring waktu, aku menyadari ada beberapa filosofi dalam Ikebana atau seni merangkai bunga yang bisa diterapkan dalam menulis.

Bahan bisa Sama, Hasil Bisa Beda

Dalam salah satu sesi praktik merangkai bunga, guru kami menyediakan beberapa ikat bunga Sedap Malam. Setiap siswa diminta untuk merangkai bunga dalam vas dengan bahan utama bunga Sedap Malam tersebut.

Tak lama kemudian, kami menuju kebun bunga di belakang ruang kelas. Masing-masing mencari bunga lain yang sekiranya cocok dipadankan dengan bunga Sedap Malam.

Ada yang memetik melati, mawar, bunga kertas dan lainnya. Tak hanya itu, beberapa daun dan rumput juga ikut dipotong.

Setelah masuk di kelas, mulailah kesibukan merangkai bunga. Setiap siswa berusaha membuat rangkaian bunga yang menarik, dengan tetap menonjolkan bunga Sedap Malam sebagai bahan utamanya.

Saling lirik tak terhindarkan. Masing-masing siswa berusaha mencari tahu komposisi rangkaian bunga milik temannya. Selain untuk mencari inspirasi, juga untuk menghindari kesamaan komposisi. 

Tulisanmu Unik, Banggalah!

Menulis pada prinsipnya juga sama dengan seni merangkai bunga. Jika dua orang secara tidak sengaja memilih topik yang sama, hasilnya akan tetap berbeda dan unik. Dalam seni merangkai bunga, cara kita menempatkan bunga dan komponen lainnya di dalam vas pada akhirnya akan menciptakan karya seni yang orisinal.

Dalam membuat karya tulis, kamu mungkin memutuskan untuk memilih topik yang sama dengan orang lain. Namun, kata-kata yang kamu gunakan dan caramu menyusunnya akan sangat berbeda dari orang lain. Oleh karena itu, hasil akhir dari karya tulismu juga akan unik.

Setiap penulis memiliki gaya yang unik yang tidak bisa diajarkan, layaknya sebuah sidik jari yang berbeda pada setiap orang. Jangan takut menulis topik yang sudah banyak dibahas orang, yang menurutmu mungkin sudah mencapai ambang batas kebosanan. Kamu bisa mendekati tema tersebut dalam jumlah tak terbatas, dengan cara yang berbeda dan menempatkan gayamu sendiri dalam tulisanmu.

Para pembaca itu lapar akan informasi yang baru, informasi yang mungkin menurut mereka lebih baik dari yang sudah ada. Informasi yang meskipun temanya sudah usang, tapi disajikan dan ditulis dengan sudut pandang yang berbeda; yakni sudut pandang dan tulisan yang hanya kamu sendiri dapat menuliskannya. Banggalah dengan tulisanmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun