Apakah Bangsa Israel dan Bani Israil sama? Jawabannya adalah, ya.Â
Bani Israil Keturunan Nabi Ya'qub dan Nabi Ishaq
Bani Israil adalah satu-satunya kaum (bangsa) yang paling banyak kisahnya disebutkan dalam Al-Quran. Nama Bani Israil atau Anak-anak Israil pertama kali diberikan kepada putra-putra Nabi Ya'qub, putra Nabi Ishaq atau cucu Nabi Ibrahim a.s. Â
Untuk mengetahui asal-usul Bani Israil, kita harus mengetahui dulu kisah Nabi Ishaq a.s
Allah berfirman,
"Dan Kami memberi dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." (QS As-Shaaffaat, 37: 112-113).
Nabi Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim dengan Sarah. Sementara dengan istri keduanya, Hajar, Nabi Ibrahim dikaruniai putra bernama Ismail yang kelak kemudian menurunkan bangsa Arab Hejaz.
Setelah menikah, Nabi Ishaq dikaruniai dua putra, Al-Ish dan Ya'qub. Sewaktu dewasa, Ya'qub menikah dengan 4 wanita, yakni Layya (Leah), Rahiel (Rachel), Balhah (Bilhah, budak Rahiel) dan Zilfah (budak Layya). Dari keempat istri ini, Nabi Ya'qub mempunyai 12 anak yang kemudian dikenal dengan al-Asbath, bentuk jamak dari sabath yang artinya anak atau cucu. Dalam beberapa ayat Al-Quran, penyebutan Nabi Ya'qub selalu diikuti dengan al-Asbath (Nabi Ya'qub dan anak cucunya).
- Dari Layya, Nabi Ya'qub mempunyai putra: Rabil, Syamun, Lawi, Yahudza (Yehuda), Yasakir, dan Zabulon.
- Dari Rahiel, Nabi Ya'qub mempunyai putra: Yusuf a.s dan Bunyamin.
- Dari Balhah, Nabi Ya'qub mempunyai putra: Daan dan Naftali
- Dari Zulfa, Nabi Ya'qub mempunyai putra: Jaad dan Asyir.
Kedua belas putra Ya'qub inilah yang kemudian disebut dalam kitab Ibrani sebagai Twelve Tribes of Israel (dalam Ibrani disebut Shivtei Yisraeli). Secara kolektif, keturunan dari 12 putra Nabi Ya'qub ini kemudian membentuk kaum (bangsa) yang disebut Bani Israil.
Anak keturunan Nabi Ya'qub ini kemudian melahirkan beberapa nabi. Dari asbath (keturunan) Lawi selain Nabi Musa dan Harun, juga lahir Nabi Ilyas dan Ilyasa a.s. Dari asbath Yahudza, lahir nabi Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya dan Isa. Sedangkan dari asbath Bunyamin lahirlah Nabi Yunus a.s
Selain dari Al-Quran dan kitab suci Ibrani maupun Injil, nama Israel juga tercantum dalam prasasti Merneptah, yang dibuat untuk Firaun Mesir Merneptah (putra Ramses II) pada 1209 SM.
Eksodus Bani Israil dari Mesir ke Palestina
Dalam kisah Nabi Yusuf a.s, sebelas putra Nabi Ya'qub lainnya pergi ke Mesir, di mana Yusuf saat itu diangkat menjadi pejabat yang mengurusi perekonomian rakyat. Ketika itu, mereka hendak meminta bantuan pangan karena negeri mereka, Kan'aan dilanda kelaparan akibat musim paceklik. Setelah bertemu, Yusuf lalu mengajak semua saudaranya tinggal di Mesir.
Selama tinggal di Mesir, kedua belas putra Nabi Ya'qub dan anak keturunannya menjaga iman tauhid yang diwarisi dari leluhur mereka, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub a.s. Mereka memelihara monoteisme dalam jangka waktu yang panjang, walaupun pada masa itu mereka hidup di tengah budaya keberhalaan (paganisme) yang dianut rakyat Mesir.
Namun, pada akhirnya Bani Israil terpengaruh oleh kaum pagan yang hidup bersama mereka. Bani Israil kemudian mulai meniru kaum pagan dan menggantikan agama yang dipilihkan Allah untuk mereka. Hingga kemudian Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun a.s, keturunan dari asbath Lawi untuk berdakwah dan mengembalikan kaumnya ke jalan yang benar.
Nabi Musa kemudian membawa kaumnya keluar dari Mesir (eksodus) untuk menghindari penganiayaan Firaun yang semakin berat. Setelah keluar dari Mesir, Bani Israil mendirikan kerajaan sendiri setelah menaklukkan beberapa wilayah termasuk di dalamnya adalah Kan'aan dan yang sekarang kita sebut wilayah Palestina dan Israel sendiri di bawah kepemimpinan Nabi Yusak (Yosua). Berturut-turut kemudian Bani Israil dipimpin oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.Â
Bangsa Israel dan Kaum Yahudi
Setelah itu, kerajaan Bani Israil terpecah dua: Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda yang terpisah. Kerajaan Yehuda digambarkan terdiri dari Suku Yahudza (Yehuda/Judea), Suku Benyamin, sebagian Suku Lawi, dan kemudian menambahkan sisa-sisa suku lain yang bermigrasi ke sana dari Kerajaan Israel
Dari akar kata Yahudza/Yehuda ini kemudian muncul istilah Yahudi (Yehudim, bentuk plural dari kata Jew yang juga berasal dari akar kata yang sama), yang digunakan untuk menunjukkan keturunan Bani Israil yang bersatu ketika Suku Yehuda menyerap sisa-sisa dari berbagai suku Israil lainnya. Orang-orang Yahudi modern mengklaim garis keturunan dari suku-suku tersebut karena sepuluh suku utara (kerajaan Israel) hilang setelah peperangan melawan bangsa Asiria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H