Membaca Al-Quran sesempatnya, tanpa memahami arti apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat kita baca sehari, itu pun tidak rutin dan disertai catatan: kalau tidak lupa, kalau tidak sibuk dan kalau tidak malas.
Ayat demi ayat yang mengalir di lidah tak sedikit pun membuat dada kita bergetar. Padahal salah satu tanda orang beriman itu adalah apabila dibacakan ayat Al-Quran, tergetarlah hatinya.
Dengan tadarus model begini, apa pantas kita meraih kemenangan Idulfitri?
***
Di awal Ramadan, kita ingin istiqomah dan memperbanyak sedekah.
Kenyataannya?
Bersedekah jarang, infak pun tak pernah. Hanya zakat yang kita tunaikan karena agama mewajibkan.
Bila pun bersedekah, kita pilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Bahkan sedekah paling sederhana pun pelit. Apa sih susahnya senyum?
Dengan model sedekah seperti ini, apa pantas kita meraih kemenangan Idulfitri?
***
Di sepertiga Ramadan, kita ingin istiqomah i'tikaf di masjid, memperbanyak zikir dan mendirikan salat malam guna menjemput lailatul qadr.