Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Ulama Besar yang Berguru pada Muridnya Sendiri

4 Mei 2021   20:43 Diperbarui: 5 Mei 2021   07:51 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena tulisanmu ini adalah ilmu, dan kamu adalah guruku (ilustrasi diolah pribadi)

Fakhrudin ar-Razi adalah seorang ulama besar dalam bidang ilmu tauhid, filsafat dan tafsir. Di mata orang awam maupun ulama lainnya, ia dipandang sebagai ulama kharismatik.

Suatu hari, seorang muridnya bernama Nassabah Ismail bin Husain al-Alawi mengunjunginya. Usai dijamu, Fakhrudin ar-Razi meminta muridnya itu menulis sebuah kitab riwayat keturunan Ali bin Abi Thalib.

"Aku senang kalau kamu mau menulis kitab yang secara rinci mengupas tentang nasib keturunan Ali bin Abi Thalib. Aku akan mempelajarinya dan menghafalkannya," kata Fakhrudin.

Al-Alawi pun menyanggupi permintaan gurunya itu. Setelah sekian lama, akhirnya al-Alawi berhasil menulis kitab tersebut, dan ia bermaksud menyerahkan kitab itu kepada Fakhrudin.

Di kediamannya, Fakhrudin menyambut kedatangan muridnya dengan gembira. Dari atas kursi kesayangan yang selalu didudukinya saat mengajar murid-muridnya, Fakhrudin pelan-pelan turun lalu beralih duduk di atas tikar.

"Duduklah di kursiku itu," perintah Fakhrudin kepada al-Alawi.

Sejenak al-Alawi kaget. Ia tak percaya apa yang baru didengarnya. Benarkah gurunya itu meminta dirinya duduk di atas kursi, sementara gurunya sendiri malah duduk di bawah di atas tikar?

Dengan kerendahan hati, al-Alawi menolak perintah gurunya. Namun yang ia dapatkan malah bentakan yang lebih keras.

"Aku bilang duduklah engkau di kursiku itu!"

Dengan ragu-ragu bercampur takut, al-Alawi pun duduk di kursi gurunya. Setelah memastikan muridnya itu duduk di kursinya, Fakhrudin mulai membaca kitab yang ditulis muridnya tersebut. Sesekali Fakhrudin meminta penjelasan jika ada bagian yang tidak ia pahami.

Setelah selesai membaca, Fakhrudin berkata kepada muridnya:

"Sekarang kamu boleh duduk di mana kamu suka. Aku tadi menyuruhmu duduk di kursiku, karena tulisanmu ini adalah ilmu, dan kamu tadi adalah guruku. Salah satu etika seorang murid ialah duduk bersimpuh di hadapan gurunya seperti tadi."

***

Kisah itu disampaikan Husein Ahmad Amin dalam bukunya Alfu Hikayat wa Hikayat, yang diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dalam buku Humor Sufi V (Pustaka Firdaus). Melalui kisah tersebut, Husein Ahmad Amin memberi tahu kita bagaimana seharusnya kita memperlakukan tulisan dan penulisnya.

Hakikatnya, setiap tulisan adalah ilmu, dan penulisnya adalah guru. Sebagai murid, maka kita harus memperlakukan tulisan dan penulisnya itu layaknya guru yang sedang mengajari kita suatu ilmu.

Kisah di atas juga menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa murid harus bertanya pada guru. Murid harus "mendatangi gurunya". Seperti itulah adab mencari ilmu.

Selama ini, kita cenderung merasa "sok tahu" dan "sok mengerti". Kita malu untuk bertanya langsung pada mereka yang lebih punya ilmu dan lebih punya pengalaman. Kita merasa, dengan hanya membaca artikel berupa tips-tips atau pengetahuan lain yang mereka tulis, kita sudah mengambil manfaat dari ilmu yang mereka bagikan.

Ilmu adalah syarat dari benarnya perkataan dan perbuatan. Namun sebelum ilmu itu kita dapatkan, ada adab yang harus didahulukan.

"Ilmu mendahului amal, adab mendahului ilmu."

Sama seperti ilmu yang menjadi syarat atas benarnya sebuah amal, maka adab adalah syarat atas berkahnya sebuah ilmu. Islam menempatkan adab ini ke dalam posisi yang penting. Bukankah Allah sendiri memuji nabi Muhammad karena adab beliau?

Maka, perlakukanlah setiap artikel yang kita baca sebagai guru. Hormati penulisnya sebagaimana kita menghormati guru-guru yang sudah mengajari kita berbagai ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun