Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Seekor Semut Memberi Pelajaran kepada Nabi Sulaiman

3 Mei 2021   07:22 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:25 5258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perkataan semut itu memberi pelajaran dan ilham kepada Nabi Sulaiman (ilustrasi diolah pribadi)

Ada tiga jenis binatang kecil yang namanya diabadikan menjadi nama surah di Al-Quran. Ketiganya yakni labah-labah (Al-Ankabut), lebah (An-Nahl) dan semut (An-Naml).

Kali ini saya ingin mengisahkan ulang sebagian kandungan surah An-Naml, yang oleh sebab itu surah ini dinamakan An-Naml (semut).

Sebagian besar kisah dalam kandungan surah An-Naml berpusat pada kisah Nabi Sulaiman. Setidaknya, ada dua bagian kisah Nabi Sulaiman yang terdapat dalam surah ini. Yakni kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis dari negeri Saba, serta pertemuan Nabi Sulaiman dengan rombongan semut. 

Kisah Semut dan Nabi Sulaiman

Kisah pertemuan Nabi Sulaiman dengan rombongan semut difirmankan Allah Swt dari ayat 15-19. Pada ayat 15-16, Allah berfirman,

Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya berkata, Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.

Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata."

Dalam dua ayat ini, Allah mengabarkan kepada kita bahwa Dia telah memberikan ilmu kepada Nabi Daud dan Sulaiman. Ilmu yang diberikan itu salah satunya adalah bisa memahami bahasa burung dan hewan lainnya. Tak hanya itu, Allah juga menganugerahkan kemuliaan kepada Nabi Sulaiman berupa bala tentara dari jin, manusia dan burung (An-Naml: 17).

Kemudian, pada ayat 18 dan 19 Allah mengisahkan pertemuan Nabi Sulaiman dengan rombongan semut:

Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."

Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dian dia berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perkataan semut itu memberi pelajaran dan ilham kepada Nabi Sulaiman untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepadanya. Seperti anugerah pengetahuan memahami bahasa binatang, juga kerajaan dengan bala tentara yang begitu kuat dan kekayaan yang luar biasa.

Nabi Sulaiman juga tak lupa bersyukur kepada orangtuanya (Nabi Daud) yang telah mengajari Nabi Sulaiman tentang Islam dan Iman kepada Allah Swt. 

Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Semut dan Nabi Sulaiman

Pelajaran dari kisah pertemuan Nabi Sulaiman dan rombongan semut ini adalah, bahwa segala kemuliaan dan kenikmatan yang kita peroleh hakikatnya semua berasal dari Allah Swt. Kelebihan yang kita miliki, yang tidak terdapat pada orang lain hendaknya tidak menjadikan diri kita takabur dan memandang rendah orang lain.

Coba pikirkan, kurang apa Nabi Sulaiman itu? Kerajaan yang begitu besar, dengan balatentara dari bangsa jin, manusia dan burung. Ditambah jumlah kekayaan yang bahkan sampai jaman sekarang pun masih dicari-cari harta karunnya. Belum lagi anugerah ilmu memahami bahasa binatang.

Semua itu tak membuat Nabi Sulaiman lupa diri. Bahkan berkat pertemuannya dengan rombongan semut itu, Nabi Sulaiman mendapat ilham untuk mensyukuri setiap nikmat yang sudah diperolehnya.

Bandingkan dengan diri kita sekarang. Baru diberi nikmat sedikit kita sudah lupa kepada Allah, seolah-olah nikmat yang kita peroleh itu hasil dari kerja keras kita sendiri.

Baru diberi kekuasaan atau kekayaan sedikit, kita sudah berlagak seperti raja. Andaikata Allah menganugerahkan kita kekuasaan, kekayaan dan ilmu yang sama dengan yang dimiliki Nabi Sulaiman, mungkin kita sudah ngelunjak dan berlagak seperti Tuhan. Naudzubillahi min dzaalik.

Sungguh, doa Nabi Sulaiman yang terdapat dalam surah An-Naml ayat 19 ini merupakan salah satu doa yang sangat indah. Doa yang mengingatkan kita untuk senantiasa mensyukuri segala nikmat Allah Swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun