"Maka pada hari ini Kami selamatkan jaadmu supaya kamu menjadi pelajaran bagi generasi sesudahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami" (QS An-Naml: 92).
Menurut sejarah, setelah Firaun tenggelam  mayatnya terdampar di pantai, ditemukan oleh orang-orang Mesir lalu mengawetkannya dengan cara membalsemnya. Pada Maret 1898, arkeolog dan ahli Mesir kuno, Victor Loret menemukan mumi Firaun di Wadi Al-Muluk Thaba. Pada 8 Juli 1907, ahli anatomi tubuh manusia sekaligus ahli Mesir kuno, Sir Grafton Elliot Smith membuka pembalut mumi Firaun untuk tujuan penelitian.
Al-Quran diturunkan pada masa ketika manusia mengetahui hanya sedikit astronomi, fisika, atau biologi. Namun dalam kandungannya, Al-Quran berisi fakta-fakta kunci seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, struktur atmosfer dan keseimbangan lain yang memungkinkan adanya kehidupan di atas bumi.
Inilah Al-Quran, bacaan Mahasempurna. Allah berpesan agar kita selalu mempelajari Al-Quran,
Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran) yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam Al-Quran itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman (QS. Al-Ankabut: 51).
Sayangnya, kebanyakan kita enggan mempelajari Al-Quran. Kita bukan hanya tak mau belajar agar bisa membacanya dengan baik dan benar, juga tidak mau mempelajari kandungan isinya agar bisa memfungsikannya dengan baik dan benar pula.
Apa mungkin, kita lah yang dimaksud oleh Rasulullah Saw saat mengadu ke Rabb-nya?
Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini diabaikan (QS. Al-Furqan: 30)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H