Sejak Ramadan tahun lalu, kebanyakan kita beraktivitas di rumah saja. Seiring himbauan pemerintah untuk membatasi penyebaran virus Covid-19. Dengan beraktivitas di rumah, waktu luang yang kita miliki pun semakin bertambah.
Bagaimana kita memanfaatkan waktu luang tersebut selama Ramadan kali ini?
Ada yang tenggelam dalam menonton hiburan di layar ponselnya. Ada yang tenggelam dalam umpan-umpan berita di media sosial. Ada yang tenggelam dalam kesibukan yang bermanfaat.
Setiap aktivitas tentu memiliki tujuan, tergantung niatnya. Dalam kaidah Islam, "innamal a'malu bi niyah", amal/perbuatan seseorang tergantung niatnya. Itu sebabnya selama bulan Ramadan, tidur pun bisa mendatangkan pahala. Itu kalau kita niatkan tidur kita untuk menghindari hal-hal yang bisa mengurangi pahala ibadah puasa kita.
Menonton film, bermain gim, atau menghabiskan waktu di media sosial pada dasarnya adalah suatu aktivitas tanpa tujuan. Memang benar, dalam dosis kecil, aktivitas-aktivitas menghibur diri ini dapat menjadi bagian penting dari proses "dekompresi", mengurangi tekanan hidup. Tapi jika dilakukan secara berlebihan, apalagi tidak ada tujuan apapun selain untuk bersenang-senang, mereka menjadi aktivitas yang menyia-nyiakan hidup kita.Â
Bekal untuk Akhirat itu Cuma 50 Menit Sehari
Di satu sisi, kita sebenarnya bisa memanfaatkan banyaknya waktu luang yang kita miliki dengan sederet aktivitas yang bermanfaat, yang membawa berkah bagi diri kita sendiri. Baik berkah dunia maupun berkah akhirat.
Coba ingat-ingat kembali beberapa hari sebelum Ramadan tiba, kita selalu mencanangkan satu atau beberapa resolusi. Salah satu resolusi Ramadan yang paling populer adalah memperbanyak tadarus. Banyak-banyak baca Al-Quran.
Nah, setelah Ramadan sudah setengah jalan, apakah resolusi itu tercapai? Apakah kita istiqomah tadarus Al-Quran selama Ramadan kali ini? Atau justru malah terlupakan akibat banyaknya aktivitas menghibur diri yang kita lakukan sehari-hari?
Jujur saja, kita masih sering menganggap remeh aktivitas membaca Al-Quran. Sebagai pedoman hidup, Al-Quran kita terlantarkan begitu saja, tidak pernah kita prioritaskan dalam kegiatan sehari-hari.
Seringkali kita menganggap bahwa Al-Quran hanya perlu kita gunakan sebagai rujukan bila menghadapi suatu masalah tertentu. Padahal kandungan Al-Quran begitu luas dan mencakup seluruh aspek kehidupan sebagai pribadi, keluarga, masyarakat dan dalam tata-kelola negara.